Pelatih Pelatnas Senam Beberkan soal Prestasi dan Keperawanan Atlet

Manila – Pelatih pelatnas senam, Zahari, merespons pemberitaan yang menyebut pelatnas memulangkan Shalfa Avrila Siani sehingga gagal tampil di SEA Games 2019 Filipina. Zahari menegaskan Shalfa didegradasi karena indisipliner dan prestasi yang menurun.

Pesenam asal Kediri, Shalfa, melalui Ayu Kurniawati, menyebut putrinya dipulangkan dari pelatnas senam artistik di Gresik, Jawa Timur. Dari sambungan telepon, pelatih mengabarkan Shalfa tak lagi perawan.

Orang tua Shalfa sampai membawa anaknya ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk memeriksakan organ intim anaknya. Hasilnya, Ayu mengklaim anaknya masih perawan.

Pelatih, Zahari, kaget dengan pemberitaan itu. Apalagi, mendegradasi Shalfa karena dia tak lagi perawan.

Bacaan Lainnya

“Sebelumnya, saya minta maaf atas viralnya masalah ini. Saya ingin klarifikasi terkait pemberitaan yang viral ini. Terkait hubungan dengan pelatnas tidak ada sama sekali. Shalfa tidak ikut SEA Games karena indisipliner dan penurunan perfoma saat kejuaraan maupun pertandingan,” kata Zahari ketika berbincang dengan detikSport, di Hotel Century Park, Manila, Minggu (1/12/2019).

Adapun indisipliner yang dilakukan Shalfa terkait aturan yang dilanggarkan sebagai atlet binaan. Termasuk jam keluar mess dan keluar malam.

“Setiap atlet belum boleh pacaran karena mereka harus fokus pada latihan maupun sekolah. Ini sudah berulang kali, kami obrol, dia mengabaikan. Kedua kali, kami berbicara lagi dari hati ke hati dengan cara baik-baik, supaya fokus dan latihan tenang. Sebab, akan ada Pra-PON dan persiapan SEA Games.

Tapi yang terjadi, saat mengikuti Kualifikasi PON pada awal November lalu, prestasi Shalfa menurun drastis. Di nomor balance beam dia menempati peringkat 13, sedangkan nomor floor di peringkat tujuh.

“Kami sempat bilang kepada Shalfa bahwa dia itu atlet SEA Games jangan sampai kalah, setelah bertanding ada perubahan, penurunan. Selesai pertandingan kami ngomong lagi dari hati ke hati. “Shalfa, ayo kamu perbaiki karena itu kamu itu atlet yang akan diproyeksi SEA Games”. Keesokan harinya saat latihan kok wajahnya malah tak karuan. Lemas. Ya, saya sebagai pelatih melihat kok mau lomba begini. Tidak ada semangat, tak ada perubahan,” katanya.

Telisik Kebiasaan Shalfa Lewat Penjaga Mess

Zahari pun berupaya untuk mencari informasi terkait Shalfa termasuk kepada penjaga mess. Saat itu, Zahari kagetnya bukan main ketika penjaga menceritakan apa yang terjadi.

“Katanya, dia kerja kelompok sekolah naik grab, tapi dilihat itu dia naik moil merah punya pacarnya. Akhirnya kami penasaran, ini anak ini kok, tidak bertenaga, diceritakan lah oleh teman-teman lain. Ternyata Shalfa pulang malam, suka pergi ke rumah pacarnya, dan dia juga pernah ke Malang,” dia menjelaskan.

“Akhirnya kami sebagai pelatih berpikir kenapa ini bisa terjadi, kecewa sekali, kami sudah berbicara baik-baik, saya bicara dengan pelatih kepala Indra Sibarani,”Bagimana ini, Pak?” Akhirnya sama pak Indra diajak bicara, karena kami sayang dengan dia. Kami ajak ngobrol dulu dan dilihat sudah jauh hubungannya. Ketemu mbak Irma (pelatih lain), dan dia ngomong sama Shalfa, tapi tak ada hubungan dengan pelatnas, hanya murni indisipliner dan penurunan perfoma,” ujarnya.

“Saat itu, mbak Irma, bertanya kepada Shalfa terkait apa saja yang sudah dilakukan. Itu pembahasan yang saya terima, di situlah timbul kalimat seperti Shalfa sudah hubungan jauh, tapi tidak ada kalimat perawan. Itu yang saya dapat dari Irma. Baru nanti asumsinya mbak Irma telepon mamanya, saya tak tahu apa yang dibicarakan tapi kalimat yang dibilang mbak Irma telepon dan bicara ke mamanya,” ujar dia.

Lagipula, kata Zahari, tidak ada hubungan sama sekali antara atlet perawan dengan tidak boleh ikut SEA Games. Semua murni karena perfoma Shalfa menurun.

“Jadi saat kami menuliskan untuk pergantian Shalfa tidak ada kalimat tidak perawan sama sekali. Kejadian ini sempat membuat kami bingung, kok ada masalah ini, ada apa, kok bisa lari ke pelatnas. Padahal masalah itu sama sekali tidak ada hubungan dengan saya. Saya adalah pelatih pelatnas, coba diperhatikan lagi ucapan Shalfa itu laki-laki yang namanya Zahari atau yang lain. Jadi saya klarifikasi untuk pelatnas sendiri tak ada hubungan sama sekali dengan perawan. Itu hanya internal saja yang berhubungan dengan Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda),” dia menjelaskan. (mb/detik)

Pos terkait