Sabang Larang Yasinan dan Terompet saat Malam Tahun Baru, Medagri: Tak Masalah Dirayakan

Metrobatam, Sabang – Pemerintah Kota (Pemkot) Sabang mengeluarkan larangan perayaan Tahun Baru 2020. Warga dan wisawatan dilarang menggelar yasinan hingga pesta kembang api.

Surat imbauan yang dikeluarkan Pemkot Sabang diteken Wali Kota Sabang Nazaruddin dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Ada lima poin yang tertuang dalam imbauan yang disebarkan di tempat-tempat umum tersebut.

“Ini merupakan salah satu keseriusan Pemko Sabang dalam menjalankan syariat Islam. Kita mengimbau agar warga tidak merayakan tahun baru, karena tidak sesuai adat dan istiadat,” kata Nazaruddin kepada wartawan, Senin (23/12/2019).

Menurutnya, Pemkot Sabang juga melarang kegiatan bernuansa Islam pada malam tahun baru seperti yasinan, zikir dan tausyiah.

Bacaan Lainnya

“Larangan kita buat agar tidak menyesatkan pemahaman masyarakat Islam, seolah-olah perayaan tahun baru masehi diperbolehkan menurut Islam,” jelasnya.

Imbauan bersama yang dikeluarkan Pemkot Sabang juga berlaku bagi wisatawan yang berkunjung ke kota titik nol kilometer Indonesia tersebut. Nazaruddin meminta turis menghormati adat istiadat, budaya serta aturan yang berlaku di Sabang.

“Kami tidak melarang wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke Sabang, malah kami sangat senang Sabang ramai dikunjungi oleh wisatawan,” ucap Nazaruddin.

“Namun diharapkan agar wisatawan yang berkunjung ke Kota Sabang dapat menyesuaikan dengan kondisi adat dan budaya masyarakat Kota Sabang yang melaksanakan syariat islam,” harapnya.

Berikut isi larangan lengkap Pemkot Sabang:

1. Tidak melakukan hal-hal yang sifatnya ugal-ugalan, hura-hura seperti meniup terompet, menyalakan kembang api sebelum atau pada saat detik jarum jam tepat di angka 12 atau pada jam digital menunjukkan

kombinasi angka: “00.00”, minum minuman keras, pergaulan bebas, balapan liar, perjudian dan semua bentuk kegiatan yang diharamkan dalam Islam.

2. Tidak mengadakan kegiatan yang bernuansa Islam seperti dzikir, yasinan, taushiyah atau lain sejenisnya, karena hal itu dapat menyesatkan pemahaman masyarakat Islam seolah-olah perayaan tahun baru masehi diperbolehkan menurut Islam.

3. Kepada pengunjung baik wisatawan lokal maupun mancanegara agar dapat menyesuaikan sikap, perilaku dan pakaian dengan kondisi adat, budaya masyarakat Kota Sabang yang melaksanakan syariat Islam.

4. Kepada para pedagang, pemilik hotel/penginapan, restoran, cafe dan tempat-tempat hiburan lainnya untuk tidak memfasilitasi kegiatan penyambutan tahun baru 2020 masehi dengan barang-barang serta atribut yang dapat mendukung kegiatan yang bertentangan dengan unsur-unsur syariat islam yang berlaku.

5. Demikian seruan ini dikeluarkan untuk menjadi perhatian dan pedoman bagi semua pihak sehubungan pergantian tahun baru masehi 1 Januari 2020.

Mendagri Tak Masalah Dirayakan

Mendagri Tito Karnavian ikut mengomentari larangan perayaan tahun baru 2020 yang dikeluarkan Pemkot Sabang, Aceh. Menurut Tito, tak jadi masalah jika tahun baru dirayakan masyarakat.

“Saya sebenarnya tidak masalah, ini hari pergantian tahun Masehi nggak apa-apa diperingati, ini agenda internasional yang sudah diakui internasional,” kata Tito di kantor Kemendagri, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (23/12).

Menurut Tito, jika ada perayaan tahun baru Islam, itu juga tidak jadi masalah. Apalagi Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia.

“Kalaupun nanti ada perayaan tahun baru Islam dirayakan, sebagai negara muslim mayoritas. Kita negara Indonesia plural dan mengakui kebinekaan, mengakui Pancasila,” kata Tito.

Mantan Kapolri itu mengatakan masyarakat juga bisa menghargai perbedaan suku, agama, dan ras di Indonesia. Sebab itu, tidak jadi masalah jika masyarakat ingin merayakan pergantian tahun baru.

“Kalau kita cinta Indonesia harus paham juga sifatnya yang plural, berbeda suku dan agama harus menghargai saudara kita berbeda suku dan agama dan ras. Silakan untuk dilaksanakan kegiatan masing-masing tahun baru Masehi ini, saya kira tidak ada masalah. Ketika ada tahun baru Islam dirayakan juga why not? Itulah letaknya kita,” tutur dia. (mb/detik)

Pos terkait