Prabowo akan Bangun Pangkalan TNI di Natuna dan Indonesia Timur

Metrobatam, Jakarta – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan bakal membangun pangkalan militer TNI di wilayah perairan Natuna, Kepulauan Riau dan beberapa titik di wilayah Indonesia Timur.

“Wah tidak hanya di Natuna kita mau bikin pangkalan. Di Natuna, di Indonesia Timur, di beberapa tempat,” kata Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (9/1).

Prabowo belum mau merinci lokasi pasti pangkalan militer RI. Ketua Umum Partai Gerindra itu hanya menyatakan pembangunan pangkalan militer ini terletak di wilayah strategis Indonesia.

“Ya saya bilang kami akan bangun pangkalan, tidak hanya di Natuna. Di beberapa tempat strategis seluruh Indonesia. Masa saya paparan pertahanan untuk kalian semua,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut pembangunan pangkalan militer tersebut sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pembangunan ini secara teknis dilakukan dengan Kementerian Pertahanan.

Suharso menyebut pembangunan pangkalan militer ini tak ada kaitannya dengan insiden kapal ikan China yang masuk wilayah ZEE Indonesia, dekat perairan Natuna, Kepulauan Riau.

“Itu memang perencanaan, memang jangka menengah kami kok,” ujarnya.

Selain pangkalan militer, kata Suharso, pemerintah juga akan membangun pangkalan kapal ikan Indonesia di sejumlah wilayah. Menurutnya ada 6 lokasi pembangunan pangkalan kapal ikan, antara lain di Natuna, Tual, dan Saumlaki.

“Kalau itu KKP. Kalau Kemenhan pangkalan laut tadi. Kan enak kita ya kan,” tuturnya.

Wilayah perairan Natuna, Kepulauan Riau sempat menjadi sorotan sejak pekan lalu lantaran kapal nelayan China dan coast guard memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Indonesia sempat meningkatkan jumlah kapal dan pesawat untuk berpatroli di ZEE dekat perairan Natuna. Hingga kemudian, TNI menyebut sudah tidak ada lagi kapal nelayan China dan coast guard di ZEE dekat perairan Natuna pada hari ini, Kamis (9/1).

Konsisten Cool Soal Natuna

Sikap Menhan Prabowo Subianto konsisten sepanjang polemik kapal China yang masuk ke zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di Natuna. Prabowo selalu cool.

Pernyataan soal sikap tenang pertama kali disampaikan Prabowo usai bertemu Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, pada 3 Januari 2020. Saat itu, dia menegaskan upaya diplomasi untuk penanganan klaim China atas Natuna.

“Kita selesaikan dengan baik ya, bagaimanapun China negara sahabat,” kata Prabowo di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jl MH Thamrin, Jakpus, Jumat (3/1).

“Kita cool (tenang) saja. Kita santai kok ya,” tutur Prabowo.

Sikap Prabowo kemudian dijelaskan oleh Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlembaga Menhan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak. Jalan damai ini disebut sebagai prinsip pertahanan.

“Sesuai dengan prinsip diplomasi seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak dan prinsip pertahanan kita yang defensif bukan ofensif. Maka penyelesaian masalah selalu mengedepankan upaya kedua prinsip di atas. Maka langkah-langkah damai harus selalu diprioritaskan,” kata Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlembaga Menhan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, Sabtu (4/1/2020).

Dahnil menjelaskan, langkah damai bukan berarti tidak bersikap tegas. Langkah damai disebut sebagai jalur diplomasi.

Dinamika terkait kondisi Natuna pun berlanjut. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Natuna pada Rabu (8/1). Saat itu, Jokowi menyatakan tak ada kapal asing yang masuk ke wilayah teritorial Indonesia. Dia menyebut hanya ada kapal asing yang masuk ke ZEE. Informasi itu dia dapat dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

“Saya tanyakan ke Panglima TNI ada kapal yang masuk ke wilayah teritorial Indonesia, katanya nggak ada,” kata Jokowi seperti dilansir Antara.

Setelah kunjungan Jokowi ke Natuna, kapal-kapal China disebut sudah angkat kaki dari Natuna. TNI mengatakan kunjungan Jokowi ke Natuna merupakan pesan ke Beijing.

“Memang, berdasarkan pengamatan dari TNI AU melalui pengintaian udara, mereka artinya kapal-kapal China yang waktu itu melakukan illegal fishing, mereka sudah keluar dari ZEE kita pascakunjungan Bapak Presiden ke Natuna. Saya kira kunjungan Bapak Presiden ke Natuna merupakan pesan dari pemerintah kita kepada Beijing,” kata Kapuspen TNI Mayjen Sisriadi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (9/1/2020).

Pernyataan soal ‘sikap cool’ kembali diungkapkan Prabowo. Hal itu dia sampaikan usai bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan.

“Ya kan jelas beliau katakan kedaulatan harga mati,” kata Prabowo mengulang arahan Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Kendati kedaulatan merupakan harga mati, Prabowo mengatakan tak seharusnya persoalan Natuna dipanas-panasi. Dia mengatakan upaya diplomasi haruslah diutamakan.

“Tapi kita jangan kita panas-panasin ya. Jadi kalau wilayah teritorial itu kedaulatan itu 12 mil di lebih dari dari itu adalah ZEE. Itu ya, dan kapal manapun boleh masuk keluar. Tapi kalau eksploitasi ikan atau mineral (di ZEE Indonesia), itu harus kerja sama, harus izin kita. Nah ini kan bisa diselesaikan, kita bisa negosiasi dan sebagainya,” tuturnya.

“Ya kita cool aja. Selalu saya katakan,” sambung Prabowo. (mb/cnn indonesia/detik)

Pos terkait