Setneg: Revitalisasi Monas Berbeda dengan Desain Hasil Sayembara

Metrobatam, Jakarta – Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) mengatakan hasil desain pemenang sayembara berbeda dengan detail engineering design (DED) yang menjadi panduan revitalisasi Monas sekarang. Desain pemenang lomba disebut memiliki konsep konservasi terhadap alam.

“Jauh berbeda, pemenang hasil desain pemenang sayembara itu berbeda dengan DED yang menjadi dasar pembangunan sekarang ini,” kata Sekretaris Kemensetneg, Setya Utama, kepada wartawan, Rabu (29/1/2020) malam.

Setya lantas membeberkan contoh perbedaan desain hasil sayembara dengan desain revitalisasi Monas saat ini. Salah satunya adalah beton yang melebar sehingga memotong pohon-pohon.

“Jauh dari sayembara karena sayembara itu di sana saya masih ingat betul tidak ada kemudian beton membeton, melebar ke kanan kiri sehingga harus mencabut atau memotong pohon-pohon, nggak ada. Jadi memang kan diwajibkan untuk membuat plaza upacara, setiap peserta sayembara diwajibkan untuk membuat itu tetapi dalam desainnya nggak ada kemudian melebar ke kanan kiri, hanya persis yang di conblock itu,” ujar dia.

Bacaan Lainnya

Setya juga mengklarifikasi terkait keterlibatan Setneg dalam sayembara desain. Dia mengakui bahwa ada undangan untuk menjadi juri sayembara desain revitalisasi Monas dari Pemprov DKI.

“Perlu kami sampaikan bahwa memang kita dikirimi permohonan, surat permohonan, undangan untuk menjadi juri dalam sayembara itu, undangannya itu 18 Desember (2018), yang diundang menteri. Yang ngundang kepala unit pengelola kawasan Monas, di sana ada tujuan dari sayembara itu bahwa hasil sayembara akan menjadi masukan penyusunan perencanaan dan pedoman pembangunan kawasan Medan Merdeka, kemudian dilampirkan KAK, kerangka acuan kerja. Di sana lebih jelas lagi bahwa tujuan penyelenggaraan adalah mendapatkan ide, gagasan dan konsep rancangan pelaksanaan penataan rencana tata kawasan Medan Merdeka,” ujar dia.

Dia menegaskan hasil sayembara itu sebatas menjadi masukan dalam penataan kawasan Medan Merdeka. Dia menepis keterlibatan Setneg dalam acara itu menandakan sikap setuju.

“Jadi saya sampaikan supaya kita jangan bikin seolah-olah kita sudah ada dalam juri, tim juri sayembara, kemudian sudah tahu dan otomatis menyetujui, enggak. Karena tujuan sayembara ini bukan seperti itu, kita belum… saya terus terang waktu itu yang ditugaskan, karena Pak Menteri nggak bisa. Tahu betul, sadar betul bahwa saya bukan representasi dari komisi pengarah, jadi pertama maksud dan tujuan dari itu bukan untuk itu kemudian dijadikan konsep, konsep akhir kemudian dijadikan DED dan kemudian dibangun, Nggak ini masih gagasan awal, ide. Nanti bisa dilihat di KAK,” ujar dia.

Sebelumnya, DPRD dan Pemprov DKI Jakarta sepakat menyetop sementara revitalisasi Monas mulai hari ini. Kesepakatan ini diambil setelah revitalisasi tersebut menimbulkan kontroversi.

Revitalisasi nantinya akan dilanjutkan setelah ada persetujuan dari Komisi Pengarah. Sekda DKI Saefullah bersama Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengecek lokasi revitalisasi monas. Kedua belah pihak sepakat revitalisasi disetop sementara.

“Di dalam pertemuan kami dengan eksekutif, revitalisasi sementara dihentikan menunggu surat dari pada Komisi Pengarah,” ucap Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (28/1). (mb/detik)

Pos terkait