Mahfud MD: WNI Terlantar Dipulangkan, Teroris Pasti Tidak

Metrobatam, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menegaskan kembali bahwa pemerintah tidak akan membantu kepulangan ratusan WNI eks simpatisan ISIS yang terlantar di Timur Tengah. Berbeda halnya jika WNI bukan mantan ISIS.

Mahfud mengatakan pemerintah pasti akan membantu kepulangan WNI di luar negeri yang tidak berafiliasi dengan kelompok teroris. Sementara mereka yang sudah digolongkan sebagai Foreign Terrorist Fighters (FTF) akan dibiarkan oleh pemerintah.

“Kalau teroris enggak dipulangkanlah. Kalau orang di luar negeri tidak teroris ya lapor aja ke kedutaan. Kalau teroris, enggak [dibantu pulang]. FTF kan itu dan sudah membakar paspor bahkan nantang itu, masak [dibantu pulang],” kata dia di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (12/1).

Para WNI mantan simpatisan ISIS, kata Mahfud, hingga saat ini belum melaporkan keberadaannya kepada pemerintah. Mereka juga tidak meminta bantuan untuk dipulangkan kembali ke Indonesia.

Bacaan Lainnya

Pihak yang selama ini melaporkan kondisi mantan simpatisan ISIS asal Indonesia adalah lembaga negara lain. Misalnya Palang Merah Internasional dan Central Intelligence Agency atau lembaga intelijen Amerika Serikat.

Pemerintah Indonesia tidak pernah melakukan pendataan karena memang tidak mengetahui keberadaan mereka yang juga tak pernah melapor.

“Mereka kan tidak lapor, hanya ditemukan oleh orang luar, yang nemukan kan CIA, ICRC (International Committee of the Red Cross) ini ada orang Indonesia, kita juga ndak tahu. Paspornya sudah dibakar, terus mau diapain,” kata dia.

Sejumlah akademisi dan peneliti dari berbagai LSM menyarankan agar pemerintah memulangkan ratusan WNI eks ISIS dengan tujuan memproses hukum. Mahfud tidak menanggapi usul itu dengan positif.

Dia menegaskan bahwa pemerintah tidak memiliki lebih dari satu opsi. Pemerintah, lanjutnya, tidak akan memulangkan ratusan WNI eks ISIS yang terlantar di Suriah serta beberapa negara lainnya.

“Enggak ada [opsi lain]. Wong mereka pergi dari sini. Mau diapain. Kita tidak tahu mereka siapa,” ucap Mahfud.

“Kalau WNI biasa yang terlantar pasti dipulangkan. Kalau teroris pasti tidak. Yang sudah gabung dengan teroris mau dipulangkan, untuk apa? Malah kamu nanti yang berbahaya di sini,” tambahnya.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk tidak memulangkan sekitar 600 WNI mantan simpatisan ISIS yang terlantar di Timur Tengah. Keputusan diambil berlandaskan pertimbangan keamanan masyarakat di dalam negeri.

“Pokoknya tidak pulang untuk menjamin rasa aman kepada seluruh rakyat yang di sini. Kan tidak aman kalau ada teroris, logikanya begitu. Tapi bersamaan dengan itu pemerintah akan mencari data yang lebih valid tentang jumlah dan identitas orang-orang itu,” ucap Mahfud di Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa (11/2). (mb/cnn indonesia)

Pos terkait