Menag: Kita Kehilangan Tokoh Semua Agama

Metrobatam, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengunjungi rumah duka Salahuddin Wahid alias Gus Sholah di Jalan Bangka Raya Nomor 2C, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (3/2).

Pantauan CNNIndonesia.com, Fachrul hadir di rumah duka sekitar pukul 06.07 WIB dengan mengenakan jas hitam dengan celana hitam. Ia berada sekitar 15 menit di rumah duka.

“Kita kehilangan tokoh semua agama. Beliau tidak pernah menyakiti orang, saya kira semua warga negara Indonesia pasti kehilangan beliau,” kata dia kepada wartawan usai melayat.

Ia menceritakan kedekatannya dengan Gus Sholah, saat menjadi Cawapres Wiranto pada 2004. Menurutnya, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng itu sosok yang rendah hati, dan menyejukkan.

Bacaan Lainnya

“Kita yakin beliau mendapatkan tempat terbaik, untuk keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kekuatan iman untuk menghadapi cobaan ini. Mudah-mudahan lahir lagi tokoh-tokoh seperti Gus Sholah,” ucap dia.

Sementara, Ketua Umum ISNU Ali Masykur Musa mengajak agar seluruh warga NU khususnya, dan seluruh rakyat Indonesia mendoakan agar Gus Sholah diterima seluruh amalnya dan di ampuni seluruh dosa dan kekhilafannya.

“Kita semua kehilangan tokoh NU yang menjadi panutan kaum intelektual dan muda NU,” kata Ali.

Bagi Ali, Gus Sholah adalah sedikit dari Teknokrat NU yang memiliki manajerial handal dan kepemimpinan yang bisa di terima semua lapisan dan golongan masyarakat.

“Gus Sholah adalah pribadi yang bersahaja dan bertutur kata yang santun,” katanya.

Kata dia, meskipun Gus Sholah adalah NU, namun pemikiran, kepemimpinan dan solusi kebangsaannya bida di terima baik oleh pemerintah atau golongan-golongan keagamaan yang berbeda.

Lebih lanjut Ali mengajak kepada seluruh kaum intelektual dan muda NU dan umat Islam secara umum untuk meneladani Beliau dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa ini kehilangan tokoh besar sebagai panutan.

“Cak Ali mengajak agar seluruh anggota ISNU melakukan salat Ghaib untuk Beliau, dan mendoakan agar keluarga yang di tinggalkan ikhlas, tabah dan sabar,” katanya.

Gus Sholah meninggal dunia, Minggu (2/2). Kabar meninggalnya Gus Sholah diungkapkan putra Gus Sholah, Irfan As’ari Sudirman Wahid atau Ipang Wahid dalam akun twitternya @ipangwahid. Gus Solah wafat pada pukul 20.55 WIB.

Tokoh NU yang Dekat dengan Muhammadyah

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengenang Almarhum Kiai Haji Salahuddin Wahid atau Gus Sholah. Cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu merupakan sosok yang dekat dengan ormas Islam berlambang matahari tersebut.

“Gus Sholah adalah salah satu ulama dan tokoh NU yang sangat dekat dengan berbagai kalangan, khususnya dengan Muhammadiyah,” kata Sekretaris Umum Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, kepada wartawan, Senin (3/2/2020).

Gus Sholah sering mengisi dan menghadiri acara Muhammadiyah. Secara pribadi, adik dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu juga punya sikap terbuka dalam bergaul.

“Usia beliau sangat jauh di atas saya, bahkan seusia dengan ayah saya. Walau demikian, sepertinya tidak ada jarak antara saya dengan Gus Sholah. Kami sering diskusi masalah umat dan bangsa. Bahkan, saking dekatnya, beliau sering cerita dapurnya NU,” tutur Abdul Mu’ti.

Gus Sholah di mata Mu’ti adalah ulama yang bersahaja. Dengan kepergian Gus Sholah untuk selama-lamanya, Muhammadiyah turut berbela sungkawa. Tokoh Nahdliyin yang dekat dengan Muhammadiyah itu telah berpulang ke Rahmatullah.

“Secara pribadi dan atas nama PP Muhammadiyah, saya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Gus Sholah. Kami merasa sangat kehilangan. Semoga beliau husnul khatimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah,” kata Mu’ti.

RI Kehilangan Pejuang Demokrasi-Pluralisme

Sementara Rohaniawan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo berduka atas kepergian Kiai Haji Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Dia ingat betul momen terakhirnya dengan Gus Sholah.

“Terakhir beliau masih memberikan ucapan selamat Hari Natal tanggal 23 Desember,” kata Benny kepada wartawan, Senin (3/2/2020).

Benny sudah mengenal Gus Sholah sejak 1996, saat pembakaran gereja-gereja dalam kerusuhan Situbondo. Selanjutnya, Benny menjadi saksi ide dan tindakan Gus Sholah yang konsisten terhadap keberagaman di Indonesia.

“Kita kehilangan tokoh bangsa yang berjasa dalam memperjuangkan nilai demokrasi dan pluralisme,” kata Benny.

Gus Sholah juga dikenangnya sebagai pejuang hak asasi manusia (HAM), bahkan Gus Sholah pernah menjadi Wakil Ketua Komnas HAM. Perdamaian adalah kondisi yang senantiasa diperjuangkan Gus Sholah, karena itu juga adalah hak asasi semua rakyat Indonesia, di manapun wilayahnya.

“Perjumpan bersama Gus Sholah bersama mencari solusi untuk Papua Tanah Damai, bersama Gus Sholah waktu bertemu dengan para uskup Papua untuk mencari solusi perdamaian. Sejak itu, perjumpan cukup intensif mengatasi konflik Ambon dan Poso bersama dengan tim lintas agama,” kenang Benny.

Konsistensi idealisme Gus Sholah terus terjaga, bahkan sampai gelaran Pilpres 2019 yang mengaduk-aduk emosi dan kepentingan banyak orang. Saat jelang Pilpres 2019, Benny ingat betul Gus Sholah berdialog di Pondok Pesantren Tebu Ireng.

“Beliau berpresan agar bangsa tetap menjaga Bhinneka Tunggak Ika, mengedepankan rekonsiliasi,” pungkas Benny. (mb/cnn indonesia/detik)

Pos terkait