Sebanyak 3 Miliar Penduduk Dunia Terdampak Lockdown Corona

Metrobatam, Jakarta – Lebih dari tiga miliar orang di seluruh dunia hidup di bawah kebijakan penguncian wilayah (lockdown) yang diberlakukan negara masing-masing demi membendung penyebaran virus corona.

Virus Corona atau Covid-19 dilaporkan telah membunuh lebih dari 21.200 orang di seluruh dunia. Sementara itu, dari sekitar 471 ribu kasus yang ada, 114 ribu orang di antaranya dinyatakan sembuh.

AFP melaporkan, Kamis (26/3), Gubernur Negara Bagian New York, Andrew Cuomo resmi menutup seluruh wilayah mulai Minggu (22/3) malam untuk menekan penyebaran virus corona. Selain itu, pemerintah California juga menerapkan langkah serupa dan mewajibkan 40 juta penduduknya tinggal di rumah. Kini, lebih dari setengah penduduk AS juga diimbau untuk tinggal di rumah.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendukung langkah lockdown yang diambil dua negara bagian itu. Namun, menurutnya penyebaran Covid-19 di negara bagian AS lainnya tidak sebanyak wilayah-wilayah tersebut, sehingga ia menegaskan tidak perlu melakukan lockdown secara nasional.

Bacaan Lainnya

“Kami ingin membuat negara kami kembali lagi. Tapi, saya tidak akan melakukan sesuatu secara terburu-buru,” ucap Trump.

Trump lantas mengatakan bahwa ia ingin membuka kembali AS sebelum perayaan Paskah yang jatuh pada 12 April mendatang. Menurut dia, New York sebagai pusat sebaran virus di AS dengan lebih dari 30 ribu kasus, akan menghadapi situasi yang sulit dalam beberapa pekan ke depan.

Pemerintah India memberlakukan lockdown awal pekan ini dan mewajibkan 1,3 miliar warganya untuk tinggal di rumah selama tiga pekan ke depan.

Rusia juga dikabarkan akan menerapkan kebijakan serupa, menyusul laporan dua kematian baru akibat virus corona. Bersama itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pun mengumumkan libur nasional dan menunda pengambilan suara dalam rangka perombakan konstitusi parlemen.

Olimpiade Tokyo Ditunda

Setelah mengumumkan penundaan Olimpiade Tokyo 2020, pemerintah Jepang juga mengimbau warganya untuk tinggal di rumah selama akhir pekan untuk menekan penyebaran virus.

Beberapa acara pertandingan sepak bola di Eropa juga dibatalkan. Sementara itu, nasib penyelenggaraan turnamen tenis Wimbledon baru akan ditentukan pekan depan.

Israel juga memperketat kebijakan di negaranya untuk membendung kasus corona dengan menutup Gereja Makam Suci yang ada di Yerusalem.

China sendiri, yang sebelumnya merupakan pusat penyebaran wabah telah melonggarkan beberapa kebijakannya. Penduduk Hubei yang sehat kini diperbolehkan keluar rumah dan kembali bekerja. Transportasi publik seperti bus dan kereta juga sudah kembali beroperasi.

Di Spanyol, jumlah korban meninggal akibat virus corona (Covid-19) pada Rabu (25/3) kemarin telah melampaui China, yang merupakan sumber penyebaran virus pertama kali, yakni 3.647.

Jumlah orang yang terinfeksi sendiri mencapai 49.515 orang. Pemerintah Spanyol kemudian mengumumkan pembelian kebutuhan medis seharga US$467 juta (sekitar Rp7,6 triliun) dari Beijing.

Sementara itu, Italia mencatat 683 kematian dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya menjadi 7.503 kematian dari 74.386 kasus infeksi yang ada. Sejauh ini, angka kematian tersebut merupakan yang paling tinggi di seluruh dunia.

Angka kematian di Prancis juga bertambah sebanyak 231 kasus, sehingga total kematiannya menembus 1.330.

Sementara itu, jumlah kasus virus corona di sana mencapai 25.600 kasus. Pemerintah pun membatasi operasional transportasi umum demi menekan penyebaran virus corona.

Di wilayah Timur Tengah, Iran menempati urutan tertinggi dengan angka kematian mencapai 2.077 dari total 27.017 kasus infeksi yang ada di sana.

Sementara itu, virus corona telah menginfeksi setidaknya 68.500 orang di AS, dan lebih dari seribu di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Sementara, 616 pasien dinyatakan sembuh.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, memperingatkan bahwa penyebaran virus hanya dapat dihentikan dengan upaya global terpadu yang dilakukan bersama-sama.

“Covid-19 mengancam seluruh umat manusia, dan seluruh umat manusia harus melawan,” ujar Guterres.

Guterres mengatakan bahwa dunia perlu memberlakukan larangan bersama untuk membendung pandemi corona. UE telah meluncurkan dana sebesar US$2 miliar (sekitar Rp32 triliun) untuk membantu negara-negara yang kesulitan.

“Tindakan global dan solidaritas sangat penting. Penanganan secara masing-masing tidak akan cukup,” ujarnya.

Sebanyak 3 Miliar Penduduk Bumi Terdampak Lockdown Corona(CNN Indonesia/Fajrian)

AFP melaporkan, negara-negara G20 dan 27 pimpinan negara anggota Uni Eropa akan menyelenggarakan rapat darurat melalui telekonferensi hari ini untuk mendiskusikan penanganan global terhadap wabah virus corona. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait