Seberapa Besar Kemungkinan Anak-anak Terkena Covid-19?

GETTY Image caption Anak-anak dan bayi juga rentan terpapar virus corona, meski dampak yang ditimbulkan tak seserius mereka yang berusia lanjut.

Metrobatam.com,  (MB) – Salah satu pesan yang sering disampaikan di tengah wabah virus corona adalah: semakin lanjut usia, semakin besar risiko terinfeksi, kata Rachel Schraer, kata wartawan kesehatan BBC.

Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan anak-anak muda agar tidak merasa menjadi “orang yang tidak akan terkena oleh virus corona atau kalaupun terkena akan baik-baik saja”.

Dr Rosena Allin-Khan, anggota parlemen Inggris yang juga seorang dokter di unit gawat darurat, berkata kepada BBC bahwa penyakit ini “tidak terbatas pada orang tua dan mereka yang sudah punya penyakit sebelumnya”.

Ia menyampaikan pernyataan ini hanya beberapa hari sebelum berita tentang pasien muda yang meninggal dunia karena virus corona di Inggris.

Bacaan Lainnya

Kematian ini diduga merupakan korban termuda akibat virus corona di Inggris Raya sejauh ini.

Dr Allin-Khan mengatakan ia telah merawat pasien berumur antara 30 hingga 40 tahun yang sebelumnya “bugar dan sehat” dan kini mereka berada di unit perawatan intensif, “berjuang untuk bertahan hidup”.

Apa risikonya pada berbagai usia?

Sejauh ini secara keseluruhan, orang yang lebih tua memang memiliki risiko lebih besar.

Perkiraan terakhir dari Imperial College London, tingkat kematian hampir 10 kali lipat bagi orang berusia 80 tahun ke atas dan lebih rendah bagi yang berumur di bawah 40.

Dan bagi orang tua, ketika mereka dirawat di rumah sakit, lebih besar kemungkinan mereka membutuhkan unit perawatan intensif.

Kurang dari 5% dari usia di bawah 50 tahun perlu dirawat di rumah sakit karena gejala penyakit ini, tetapi angka ini meningkat hingga 24% bagi yang berusia antara 70-79 tahun.

Serupa dengan itu hanya 5% orang di bawah 40 tahun yang harus dirawat di rumah sakit dan membutuhkan penanganan di ruang intensif, sementara untuk orang berumur 60-an, kemungkinan itu 27%, dan angkanya menjadi 43% bagi orang berumur 70-an.

Bagi orang berumur 80 tahun ke atas, kebutuhan untuk menjalani perawatan di rumah sakit meningkat hingga 71% menurut perkiraan kasus-kasus di China dan Italia, dua negara dengan kasus terburuk di dunia saat ini.

Rata-rata usia orang yang harus adalah 63 tahun, menurut audit yang dikerjakan oleh satu lembaga swadaya masyarakat.

Virus tak sama dengan rumus matematika

Angka-angka ini adalah rata-rata, maka di dalamnya tetap ada orang-orang lebih muda yang, sayangnya, menderita parah, dan dalam beberapa kasus harus berakhir dengan kematian.

Di Italia, 0,4% kasus yang menimpa orang usia 40-an, berakhir dengan kematian.

Bandingkan dengan 19,7% pada pasien berusia 80-an.

Sementara itu, di AS, diperkirakan 0,7% kasus yang menimpa orang berusia 40-an berakhir dengan kematian.

Direktur lembaga yang mengkaji alergi dan penyakit menular di AS, Anthony Fauci, mengatakan jumlah keseluruhan kematian “sangat condong ke orang tua dan mereka yang punya penyakit bawaan”.

Namun ia menambahkan bahwa virus bukanlah “rumus matematika”.

“Ada saja kasus orang muda yang juga mengalami gejala sakit parah,” kata Fauci.

WHO mengatakan “sekalipun bukti memperlihatkan orang berumur di atas 60 tahun berada dalam risiko tinggi, ada juga orang muda dan anak-anak juga meninggal dunia”.

Ini menjadi “bukti klinis bahwa anak-anak juga bisa terpapar Covid-19 secara, namun secara umum kondisi mereka tidak separah pasien dewasa”.

Namun tetap saja, anak-anak, terutama bayi, rentan untuk terinfeksi.

Penyakit bawaan

Penyakit bawaan juga memainkan peran.

Misalnya, ada sekitar 4,3 juta orang dewasa di Inggris Raya yang mengidap asma, yang membuat mereka menjadi lebih rentan untuk sakit parah jika terinfeksi virus corona, dan ini menimpa orang segala usia.

Tahun 2013, terakhir kali Kantor Statistik Nasional Inggris menyelenggarakan survei gaya hidup, 21% dari orang berusia 25-44 tahun dilaporkan memiliki penyakit jangka panjang.

Beberapa mungkin punya penyakit bawaan yang mereka tidak sadari.

Hentikan penyebaran

Sementara orang muda lebih kecil kemungkinan sakit parah karena virus ini, tetapi mereka dengan mudah bisa menyebarkan virus ke orang lain.

Mereka bisa jadi tidak punya gejala, atau ringan saja dan tak sadar bahwa mereka sudah terinfeksi.

Dan virus corona lebih mudah tersebar ketimbang virus flu. Setiap orang yang terinfeksi seara rata-rata menyebarkannya kepada dua atau tiga orang, menurut perkiraan para ahli.

Lalu dua hingga tiga orang ini kemudian menyebarkannya kepada dua atau tiga orang lagi, dan begitu seterusnya. Ini berarti sejumlah kecil saja yang terinfeksi, dengan cepat bisa berubah menjadi ratusan atau ribuan.

Maka itulah perlunya jaga jarak untuk memutus rantai penyebaran.

Sumber : bbc.com/indonesia

Pos terkait