Metrobatam.com, Agam – Akses Jalan yang menjadi penghubung Kecamatan Palembayan dan Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang mempunyai panjang lebih kurang dari 5 Km, rusak Berat.
Minggu (21/6/2020). Budi, Kasi Perencanaan Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh menjelaskan, Jalan yang menjadi penghubung dua Kecamatan ini membutuhkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Agam, karena mengingat di dua lokasi antara jorong Paraman dan jorong Batang Palupuh yang terletak di nagari Koto Rantang, merupakan lahan pertanian agro bisnis yang subur sebagai penghasil rempah rempah terbesar di kecamatan Palupuh, kabupaten Agam.
“Namun saat ini jalan tersebut hancur karena tergerus air hujan, gerusan disertai longsoran akan semakin luas bahkan sangat memprihatinkan, jalan tersebut tidak bisa dilewati kendaraan roda dua, hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki sekitar 2 jam untuk menuju jorong Paraman yang berbatasan dengan kecamatan Palembayan,” kata Budi.
“Bahkan kalau dipaksakan bagi masyarakat pengguna jalan, harus exra hati-hati untuk melewati jalan tersebut jika terpeleset bisa jatuh masuk jurang yang dalamnya mencapai 50 meter,” ujarnya.
“Mengingat jalan tersebut jalur yang sering dilewati masyarakat yang mempunyai lahan pertanian dan perkebunan di Nagari Koto Rantang serta jorong Paraman, dan sering dilintasi warga yang beraktivitas antar dua kecamatan tersebut,” ungkap Budi.

“Kami sudah melaporkan hal ini ke Pemkab Agam semenjak tahun 2017 silam dan telah berupaya membuat proposal ke PU Kabupaten Agam, namun sampai saat ini belum ada tanggapan,” jelas Budi.
Lanjut Budi, bahkan proposal untuk perbaikan akses jalan penghubung ke dua kecamatan tersebut yang terletak di Koto Rantang sudah diketahui oleh calon-calon anggota dewan saat mencari suara di Kecamatan Palupuh, namun saat ini berbanding terbalik dan sangat mengabaikan keselamatan masyarakat petani dan perkebunan.
Harapan masyarakat ke dua jorong Paraman dan jorong Batang Palupuh kepada pihak terkait segera memperbaiki akses jalan ini secepat mungkin, bila dibiarkan jalan rusak maka masyarakat yang berkebun di Koto rantang tidak bisa lagi untuk memasuki perkebunan mereka dan aktifitas ekonomi masyarakat akan terhenti,” ujar Ef salah satu petani pemilik lahan di Koto Rantang. (V.Basa)
Editor: Basyrah














