Wonogiri (Metrobatam.com) – Berdasarkan pemetaan yang sudah dilakukan, 25 kecamatan yang ada di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah, berpotensi mengalami bencana tanah longsor pada musim penghujan seperti sekarang ini.
Potensi bencana yang utama adalah bencana tanah longsor, sedangkan untuk bencana tanah bergerak, tanah ambles, angin kencang dan banjir hanya terjadi di daerah tertentu saja.
Demikian yang disampaikan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri Bambang Haryanto, Sabtu (31/10/2020). Seperti dikutip dari humas Pemkab Wonogiri
“Sebagai persiapan dan antisipasi dalam menghadapi bencana, BPBD bersama TNI/POLRI dan jajaran forkompimda melakukan apel kesiapsiagaan khususnya untuk menghadapi fenomena La Nina yang diprediksi juga akan melanda sebagian wilayah di Kabupaten Wonogiri,” kata Bambang.
Menurut Bambang berbagai upaya sudah mulai dilakukan seperti pemetaan daerah rawan bencana, memfasilitasi pembentukan desa tangguh bencana di seluruh wilayah, dan peningkatan kapasitas sukarelawan serta gerakan mitigasi bencana.
“Upaya itu dilakukan agar saat terjadi bencana yang sebenarnya, masyarakat sudah siap sehingga dapat meminimalisir timbulnya korban jiwa,” cetusnya.
Bambang menambahkan bahwa potensi bencana tanah longsor tidak hanya untuk daerah pelosok saja namun wilayah Kecamatan Wonogiri Kota juga rawan akan bencana tanah longsor seperti di Desa Sendang dan Kelurahan Wuryorejo, tepatnya di area Jalan Lingkar Kota (JLK).
“Berdasarkan data yang dirilis BPBD Wonogiri, dalam kurun waktu dari bulan Januari hingga Oktober 2020, telah terjadi 78 bencana dengan total kerugian mencapai Rp. 922 juta”, kata Bambang.
Berdasarkan fakta tersebut, Bambang Haryanto mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan hati-hati serta lebih peka terhadap lingkungan. Pencegahan bisa dilakukan dengan tidak mendirikan bangunan di bawah tebing.
“Jika ada rekahan tanah di atas tebing, untuk segera bergegas melakukan langkah pencegahan, seperti pengeprasan.” pungkasnya.
(Ad.pur)














