Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berbasis Mobile Learning

Sumbar (Metrobatam.com) – Model pembelajaran berbasis mobile learning berakibat pada perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajaran terutama pada masa covid-19 ini. Setidaknya ada empat komponen penting  dalam  membangun  budaya  belajar  dengan  menggunakan  model  mobile learning  di perguruan tinggi.

Pertama, mahasiswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar mahasiswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran.

Kedua, dosen mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

Ketiga  tersedianya   infrastruktur   yang   memadai   dan   yang keempat administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran (Sutrisno, 2007:1).

Bacaan Lainnya

Sedangkan untuk menerapkan model mobile learning dosen harus memiliki tiga kompetensi dasar.

Pertama,  kemampuan untuk membuat rencana   sesuai dengan kaidah-kaidah paedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelajaran.

Kedua, penguasaan TIK dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan berkualitas dan yang ketiga adalah penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki (Sutrisno, 2007:3).

Model pembelajaran mobile learning adalah salah satu model pembelajaran yang menjawab tantangan pembelajaran pada abad 21. Pada abad ke-21 pendidikan harus mampu mengarahkan peserta didik agar dapat  hidup  dalam  situasi  baru  yang  muncul  dalam diri  dan lingkungannya.  Dengan kondisi  seperti  itu diperlukan  kemampuan  belajar  bagaimana  belajar (learning  how  to learn), kemampuan tersebut dapat dicapai dengan empat pilar pendidikan yang diajukan UNESCO dan digambarkan sebagai dasar-dasar dari pendidikan. Pilar tersebut yaitu learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together.

Sistem Cyber Learning adalah suatu solusi yang sangat dibutuhkan dalam era globalisasi dunia pendidikan saat ini.  Cyber learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak hanya terbatas pada tatap muka dengan pengajar di dalam kelas, tetapi dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja selama sistem  cyber learning masih terhubung jaringan internet.

Menurut Siahaan  (2002), setidaknya ada tiga fungsi pembelajaran  elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas/classroom instruction, yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan (opsional), pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).

Jadi pada pembelajaran dengan penerapan model mobile learning terdapat dua pendekatan yaitu high touch dan high tech. Proses pembelajaran tidak saja berisikan pengetahuan semata yang menunutut kecanggihan teknologi (high tech), akan tetapi juga bermuatan pendidikan karakter sehingga membutuhkan  high touch.

Model pembelajaran mobile learning yang berhasil dirancang dengan memanfaatkan aplikasi efront. Suasana mobile learning akan membuat mahasiswa mandiri dan lebih aktif  dan termotivasi dalam pembelajarannya karena perancangan pelajaran dilakukan oleh siswa itu sendiri.

Penerapan model mobile learning dapat membuat mahasiswa belajar mandiri interaktivitas yang tinggi dan dapat  meningkatkan tingkat ingatan (Gora, 2005:18).

Berikut peneliti sajikan framework membangun mobile learning::

 

Gambar : Framework Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Terapan berbasis Mobile Learning

Komponen-komponen model pembelajaran dari hasil pengembangan model pembelajaran mobile learning dan perangkat pembelajaran terdiri atas:

A. Sintaks

Langkah-langkah model pembelajaran mobile learning ini mengombinasikan langkah-langkah pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan group discussion serta penerapannya dengan model blended learning. Blended  Learning  adalah  pembelajaran  yang  menggabungkan antara pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran elektronik (e-learning) (Torrao, 2007).

Model ini terdiri dari 4 fase, yaitu: Fase 1. Perkenalan Review (memberikan persoalan untuk dicarikan solusinya). Fase awal untuk mengenalkan konsep pembelajaran mobile learning, kontrak perkuliahan dan perangkat yang harus dimiliki oleh dosen dan mahasiswa dalam menggunakan model pembelajaran mobile learning. Fase 2. Presentasi (membantu investigasi mandiri dan kelompok dengan memanfaatkan sumber belajar pada situs efront.simolen.com, dan mempresentasi hasil temuan di kelas) sehingga terjadinya diskusi kelompok pada fase ini. Tujuan diskusi kelompok adalah untuk melatih, membimbing menuntun, serta mengarahkan siswa dalam menyampaikan pendapat atau informasi. Fase 3. Latihan Mandiri (mengerjakan latihan dan test secara mandiri dan online pada situs efront.simolen.com). Fase 4. Evaluasi; dosen melakukan evaluasi secara online, berupa tes akhir sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh dosen pada situs efront.simolen.com, dosen dapat memberikan feedback terhadap hasil latihan dan tes mandiri secara online, kemudian tugas besar berupa proyek ke lapangan yaitu studi kasus tentang sistem antrian, pada proyek ini mahasiswa membuat report, semua report di  kirimkan ke efront.simolen.com.

B. Prinsip Reaksi

Dosen memberi bantuan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam perkuliahan dengan memanfaatkan menu forum pada situs efront.simolen.com. Mahasiswa mengerjakan tugas dan latihan serta tes mandiri secara online.

C. Sistem Sosial

Dalam model pembelajaran mobile learning ini kegiatan berpusat pada mahasiswa (student centered learning), peran dosen sebagai fasilitator, motivator, organisator, moderator, dan evaluator. Sebagai fasilitator dosen menyediakan sumber-sumber belajar secara online yang tidak terbatas waktu dan ruang , dimana mahasiswa dapat mengakses konten-konten pembelajaran yang bervariasi (text, gambar dan video) dan optimal.

Sebagai motivator, dosen memberikan motivasi di awal pembelajaran dengan memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi prasyarat yang berfungsi sebagai pengait antara pengetahuan yang dimiliki mahasiswa dengan pengetahuan yang akan dibangun oleh mahasiswa, serta dengan adanya menu chatting membuat mahasiswa dapat bertanya kapan saja sehingga tujuan pembelajaran akan mudah dan cepat tercapai.

Sebagai organisator, dosen mengatur dan mendorong mahasiswa agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan lancar, serta memastikan para mahasiswanya melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya, pada situs efront.simolen.com dosen dapat memantau secara online perkembangan belajar setiap mahasiswanya dan sejauhmana materi yang sudah dipelajari dan berapa lama waktu yang mereka gunakan pada berada pada situs ini.

Sebagai moderator, dosen memimpin dan mengatur diskusi sehingga pelaksanaan tanya jawab dapat berlangsung dengan lancar dan tertib lewat menu forum baik sesama mahasiswa ataupun antara mahasiswa dan dosen. Sebagai evaluator, dosen memberikan penilaian dan umpan baliknya untuk memotivasi mahasiswa supaya lebih meningkatkan usahanya dalam belajar, lewat feedback yang dituliskan dosen pada latihan atau tes mandiri online mereka.

D. Sistem Pendukung

Pendukung model mobile learning terdiri dari sejumlah bahan dan media pembelajaran, yang terdiri atas: RPS dan Silabus, Modul yang terdapat dan video, Pedoman Kerja Dosen (PKD), Pedoman Kerja Mahasiswa (PKM) dan Petunjuk Penggunaan Aplikasi (PPA). Sedangkan pendukung pendampingnya adalah perangkat mobile (seperti: Laptop, smartphone, ipad) dengan memanfaatkan jaringan internet yang mendukung dan paket yang memadai. Semua produk di masukkan ke situs efront.simolen.com dan dapat diakses oleh mahasiswa secara online.

E. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring

Dampak instruksional model mobile learning pada penelitian ini adalah hasil belajar mahasiswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penilaian atau feedback dari dosen berupa latihan dan tes mandiri online, dapat diakses mahasiswa di situs efront.simolen.com secara online dan hasil  penilaian ini akan diolah dosen dalam penentuan nilai akhir sesuai dengan kontrak perkuliahan yang telah disepakati di awal perkuliahan.

Bukittinggi, 18 November 2020.

Liza Efriyanti, S.Si., M.Kom,. Dosen Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Bukittinggi.

Pos terkait