Stabilitas Terjaga, Angka Kemiskinan Terus Turun

METROBATAM.COM. TANJUNGPINANG – Dengan pemulihan ekonomi yang harus disejalankan dengan penanganan Covid-19, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berupaya memulihkan ekonomi dengan memudahkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pelaku ekonomi. Antara lain dengan membuat sistem website KUR online.

Pembuatan sistem KUR online ini mengingat kondisi geografis Kepulauan Riau yang terdiri dari pulau-pulau, sehingga dengan adanya sistem online maka penyaluran KUR ini akan diterima oleh pelaku usaha dengan lebih mudah.

Hal itu disampaikan oleh Sardison saat memimpin Satuan Tugas Khusus Pemulihan Ekonomi Provinsi Kepri di ruang rapat lantai 3, kantor Gubernur Kepri, Dompak, Tanjungpinang, Selasa (3/8).

Sardison mengatakan jika selama pandemi Covid-19 melanda Kepri, stabilitas keamanan tetap terjaga. Artinya Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bekerjasama dengan TNI/Polri berhasil menciptakan kondusifitas di tingkat masyarakat sehingga tidak terjadi gejolak-gejolak konflik sosial yang membahayakan. Saat ini indikator kemiskinan di Kepri terus menunjukkan tren penurunan meskipun angka pengangguran terbuka meningkat.

Bacaan Lainnya

“Ini yang perlu dimonitor oleh kita, jadi poin pentingnya stabilitas terus terjaga, dan angka kemiskinan terus turun. Berarti kebijakan Pemprov Kepri misalnya subsidi dan jaring pengaman sosial lainnya ternyata memberikan dampak ke masyarakat sehingga mereka masih percaya pada pemerintah,”ucap Sardison.

Saat ini dengan adanya survei yang mengindikasikan bahwa 25 persen masyarakat Kepri tidak mau divaksin karena tidak percaya dengan Covid-19 atau takut dengan efek samping dari vaksin. Maka Satgas Khusus Penanganan Covid-19 Pemprov Kepri ini mempunyai tugas untuk meyakinkan 5 persen dari sampel survei tersebut agar mau divaksin untuk mengejar angka 80 persen kekebalan komunal di Kepri.

Survei dari BPS Kepri menunjukkan jika 42 persen patuh menggunakan masker, 28 persen kadang-kadang, dan 29 persen abai memakai masker. Kemudian survei menghindari kerumunan selama seminggu terakhir menunjukkan 80 persen patuh, 16 persen kadang-kadang patuh menghindari kerumunan, dan hanya 4 persen yang abai untuk menghindari kerumunan.

“Jadi sosialisasi vaksin harus terus digalakkan, survey ini sudah mewakilkan angka yang harus kita kejar,” kata Sardison. (Budi/Hms)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *