7 Dampak Psikologis Anak yang Dibesarkan Tanpa Figur ayah

METROBATAM.COM, – Membesarkan anak tanpa ayah tentunya bukan hal yang mudah. Hidup tanpa sosok ayah ini bisa disebabkan oleh perceraian orangtua ataupun kematian sang ayah. Apapun alasannya, ketidakhadiran ayah dalam keluarga tentunya memberikan dampak tersendiri bagi si kecil. Simak artikel berikut untuk tahu bagaimana kondisi psikologis anak tanpa ayah dan cara mengatasinya.

Hal yang mungkin terjadi pada anak yang dibesarkan tanpa ayah
Idealnya, anak perlu dibesarkan oleh dua orangtua sebab terdapat perbedaan fungsi peran ibu dan ayah dalam tumbuh kembang dan pembentukan karakternya.

Berikut beberapa dampak psikologis anak yang dibesarkan tanpa figur ayah.

1. Merasa tidak aman

Dilansir dari situs Children’s Bureau, seorang anak yang dibesarkan tanpa ayah berpotensi merasa ditinggal, tidak diharapkan, merasa khawatir dengan dirinya, dan perasaan-perasan sejenis lainnya.

Bacaan Lainnya

Tak jarang, si kecil merasa bahwa dirinyalah alasan mengapa sang ayah meninggalkannya. Anak yang dibesarkan tanpa ayah sering kali menyalahkan diri sendiri dari kondisi yang dialaminya.

2. Sulit menyesuaikan diri

Selain itu, anak yang dibesarkan tanpa ayah sering kali memiliki masalah dalam sikap dan perilaku. Ia kerap sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Bahkan, ia mungkin akan melakukan bullying kepada teman.

Biasanya, bullying atau perilaku intimidatif ia gunakan untuk menyembunyikan perasaan takut, gugup, dan tidak bahagia karena dibesarkan tanpa sosok ayah.

Selain itu, ia lebih berisiko melakukan tindak kriminalitas saat usianya beranjak dewasa, seperti penyalahgunaan narkoba, penyalahgunaan alkohol, dan tindak kriminal lainnya.

3. Gangguan kemampuan akademis

Rupanya, dampak psikologis dari seorang anak yang dibesarkan tanpa sosok ayah juga bisa memengaruhi kemampuan akademisnya. Ia cenderung putus sekolah saat usia 16 tahun.

Sementara itu, ia juga lebih berisiko mengalami gangguan belajar.

Ambil contohnya, anak mungkin kesulitan berhitung dan membaca saat masih duduk di bangku SD atau tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah.

4. Masalah kesehatan seksual

Seorang remaja, khususnya perempuan, yang dibesarkan tanpa sosok ayah memiliki potensi untuk mengalami masalah kesehatan seksual.

Bahkan, anak perempuan berisiko melakukan hubungan seksual sebelum berusia 16 tahun.

Lebih parah lagi, psikologi anak perempuan tanpa sosok ayah mungkin cenderung lebih berani untuk melakukan hubungan seks bebas.

Akibatnya, ia berpotensi lebih besar untuk tertular penyakit kelamin

Tidak hanya itu, anak perempuan yang dibesarkan tanpa sosok ayah berpotensi hamil saat masih remaja.

5. Rentan eksploitasi dan pelecehan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, anak yang dibesarkan tanpa ayah memang memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami pelecehan.

Tidak hanya pelecehan fisik, anak mungkin mengalami pelecehan emosional maupun seksual.

Dibandingkan anak yang dibesarkan oleh kedua orangtua, masalah kesehatan psikologis anak berisiko 4 kali lebih besar terjadi pada anak yang hidup tanpa ayah.

6. Kemungkinan gangguan kesehatan fisik dan mental

Bukan hanya memengaruhi psikologi, tanpa sosok seorang ayah dalam tumbuh kembangnya, anak juga berpotensi terkena penyakit.

Melansir CDC, anak yang dibesarkan oleh orangtua yang tidak lengkap seperti single-parent atau yatim piatu lebih berpeluang terkena penyakit asma, sakit kepala, hingga sakit pada bagian perut.

Bahkan, ada kemungkinan ia mengalami rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan.

Kondisi ini berhubungan dengan gangguan psikosomatik, di mana beberapa penyakit muncul karena kondisi fisik dan mental.

Sementara itu, gangguan psikologis anak tanpa ayah juga meliputi gangguan kecemasan, depresi, dan kecenderungan untuk bunuh diri.

7. Bermasalah dengan tanggung jawab

Saat dewasa, mereka yang dibesarkan tanpa ayah cenderung menjadi pengangguran, memiliki pendapatan rendah, bahkan tidak memiliki tempat tinggal atau homeless.

Bahkan, 90% anak yang lari dari rumah dan tinggal di jalan atau penampungan biasanya tidak memiliki ayah.

Selain itu, hubungan dengan lawan jenis terganggu, cenderung lebih besar kemungkinan untuk bercerai, atau hamil di luar pernikahan.

(hellosehat)

Pos terkait