PPKBP3A Barsel Sosialisasikan Dampak Dari Pernikahan Usia Dini

Keterangan Foto : SERIUS : Kadis PPKBP3A Mario terlihat serius saat mensosialisasikan dampak pernikahan usia dini, Jumat (18/03/2022)

METROBATAM.COM | BUNTOK – Pernikahan anak di usia dini memang tidak dapat lagi di pungkiri masih sering terjadi. Terlebih, di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) Kalimantan Tengah.

Hal itu tentu menjadi perhatian dari Dinas PPKBP3A Barsel untuk memberikan pemahaman dan mensosialisasikan untuk mencegah pernikahan usia dini.

Melalui kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, PPKBP3A Barsel secara prepentif menjalankan program untuk menurunkan pernikahan di usia dini, demi mewujudkan kabupaten layak anak.

“Oleh karena kami berinisiatif untuk gandeng forum remaja kabupaten dan kecamatan, dimana kita menyelenggarakan sosialisasi pernikahan anak usia dini,” tutur kepala PPKBP3A Barsel, Mario kepada Metrobatam.com, Jumat (18/03/2022)

Bacaan Lainnya

Karena menurut ia , suka tidak suka pernikahan di usia dini masih sering kali terjadi. Sebab, apabila remaja telah lulus SMA dan kembali ke desa, sering memutuskan untuk menikah.

“Masih ada di masa sekarang orang tua yg masih berpegang dengan kebiasaan tempo dulu, begitu anak sudah selesai sekolah, maka layak untuk di nikahkan, karna itu lah momen sosialisasi seperti ini sangat bagus bagi adik adik kita ini, sehingga nantinya mereka akan menyampaikan kepada kawan kawannya tentang kenapa pernikahan usia dini harus di hindari,” jelasnya.

Apabila pernikahan dini sampai terjadi, dapat terjadi beberapa faktor. Seperti lebih rentan terkena anemia, kematian ibu dan bayi, kehilangan kesempatan mengecap pendidikan lebih tinggi, sempitnya mendapatkan peluang pekerjaan dan mengkekalkan kemiskinan dan interkasi dengan anak sebaya di lingkungan berkurang.

Kemudian dampak yang terjadi terhadap anak yang di lahirkan dengan berat rendah, cedera saat lahir, komplikasi kelahiran yang berdampak kematian, anak mendapatkan perlakukan salah yang berujung kepenelantaran.

“Padahal dari segi emosional dan usia kandungan masih belum mampu. Alangkah lebih baik, kita membuka wawasan lebih luas kepada anak anak ini. Karena bukan hanya yang saya jelaskan tadi saja, dari keluarga yang di bina juga akan berdampak,” tuturnya.

Lebih lanjut harapan kadis, bahwa melalui forum anak sebagai perwakilan yang telah hadir dalam sosialisasi ini, dapat menjadi duta masyarakat dan kawan kawan sebayanya, untuk menyampaikan kegiatan dalam sosialisasi ini.

“Yang hadir hari ini gabungan dari beberapa sekolah, forum anak kabupaten dan kecamatan. Besar harapan kami, agar pernikahan anak usia dini dapat di tekan untuk sukseskan kota layak anak,”ungkapnya.

Lebih dalam, bahwa pernikahan usia dini pada tahun 2021 kemarin mengalami penurunan dari tahun 2020.

“Dari angka maupun peringkat 2020 kita memasuki posisi 2 dan 2021 posisi 5. Itu artinya kita sudah menurun dan mengalami perubahan, oleh karena itu 2022 ini kami akan terus mengupayakan yang terbaik,”tutupnya kepada Metrobatam.com.

(R-N)

Pos terkait