Nasib Ratusan Calon Siswa SMA Belum Tertampung di Batam, Gubernur Kepri Jangan hanya Berpolitik

Foto komplek SMA 20 Batam (dok).

METROBATAM.COM, BATAM –  Ratusan calon siswa sudah daftar ke SMAN di Kota Batam, hingga saat masih menunggu kebijakan Ansar Ahmad selaku Gubernur Kepri. Soalnya, belum ada kebijakan atau kejelasan terkait nasib anak -anak yang masih menunggu di rumah tak bersekolah, apakah mereka bisa sekolah atau tidak.

Syahril, Ketua Komite SMA Negeri 20 Batam menyampaikan bahwa anak murid bisa sekolah dan tidak mau tau alasan Dapodik. Sesuai dengan seruan Presiden Jokowi ‘jangan ada anak tidak bersekolah karena masalah tak ada ruangan atau apapun itu”.

Sekedar untuk diketahui, Dapodik atau Data Pokok Pendidikan adalah salah satu database pendidikan yang dikelola langsung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Data yang ada di dalam dapodik ini memuat data penting mulai dari data guru, peserta didik, tenaga kependidikan, hingga substansi pendidikan.

“Yang penting anak kita bisa sekolah sesuai dengan undang-undang 45 mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena kenapa, kalau anak ini tidak sekolah dan disekolahkan di swasta, orang tua itu mampu ? . Kan tidak, karena tidak semua orang tua mampu menyekolah anak di sekolah swasta.

Bacaan Lainnya

“Sekarang kita tinggal di Sei Panas, sekolah dapat di Punggur. Apakah itu benar, kan tidak. Nah.., ini yang perlu kita siasatin, dan di seputaran SMA 20 ada juga yang tidak bisa sekolah. Ini yang kita minta pada Gubernur Kepri dan Kadisdik Kepri, jangan hanya melihat orang lain tapi lihat lah anak -anak kita yang belum bersekolah. Mau Dapodik, itu bukan urusan orang tua. Itu urusan pemerintah, sekarang bagaimana caranya anak kita yang di seputaran Baloi Permai ini,” ungkap Syahril,Jumat (9/8/ 2024).

Diterangkan Syahril, selama ini banyak anak -anak yang sekolah jauh mengalami kecelakaan. Berapa banyak anak yang sekolah di Punggur itu dilindas oleh mobil. Ini yang tidak mau orang tua, kalau memang pemerintah mengasih jarak sejauh itu, siapkan transportasi dari rumah sampai ke sekolah supaya aman.

Kenapa orang tua meminta ke SMA 20 ?. Karena dekat rumah, terjamin dan lebih aman serta tidak berbahaya keluar bersekolah.

Kalau pun anak ini tidak dapat ruangan, orang tua atau wali murid mau membantu membangun ruangan sekolah yang semi permanent. Yang penting anak -anak bisa duduk, tidak kena panas, tidak kena hujan asalkan bersekolah. Itulah yang komite sampaikan.

Terkait jumlah anak yang saat ini yang belum bersekolah ada sekitar 130 orang lagi. Kalau sekarang dalam satu kelas ada yang 35 dan 36 siswa .

“Jika kita tarik ke 45 siswa per kelas maka satu kelas bisa nambah 9 siswa di kali 12 ruang belajar (rombel) total 118 siswa. Sehingga sisanya tambah satu rombel lagi cukup untuk 130 siswa yang belum tertampung itu,” tegas Syahril.

Berharap kepada Gubernur Kepri untuk memperhatikan anak -anak ini tidak diterima dimana pun. Anak ini perlu sekolah, dan anak itu dirumah tidak mau makan, menangis dan mengurung diri dalam kamar. Apa tega para petinggi Kepri melihat seperti itu, jangan sekolah ini di jadikan politik. Silahkan berpolitik tapi anak -anak itu sekolahkan dulu. Masalah Dapodik itu urusan Gubernur Kepri dan Kadisdiknya,

“Semua anak -anak yang belum tertampung ,sekolah kan dulu. Hal -hal mengenai Dapodik itu urusan petinggi -petinggi yang ada di Kepri saja,” harapnya.

Salah satu orang tua calon siswa, Iwan menyebut menunggu kebijakan gubernur mengenai nasib anak untuk sekolah di SMA Batam adalah hal yang mustahil. Sementara, anak dirumah sudah menangis dan murung terus.

“Sebelumnya berkas pendaftaran sudah kita serahkan kepada pihak sekolah, dan sekolah berjanji jika sudah ada kebijakan dari Disdik dan juga pemerintah provinsi akan segera diinformasikan,” katanya.

Iwan juga mengatakan setelah masuk sekolah dirinya sudah mendatangi sekolah, tetapi pihak sekolah mengatakan agar orang tua bersabar, karena belum ada kebijakan dan arahan dari Gubernur Kepri dan Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Kepri.

“Ini kita menunggu informasi dari sekolah yang tak ada kejelasanya,”ujarnya.

Di tempat terpisah, Lia orang tua calon siswi lainnya juga yang anaknya belum sekolah mengatakan dirinya juga menunggu kebijakan dan informasi dari sekolah.

“Mau kemana lagi anak kita sekolah, berkas pendaftaran sudah kita serahkan ke sekolah, di samping itu rumah kita juga dekat dengan sekolah,” katanya.

Sementara, panitia PPDB SMAN 20 Batam dalam grup Sosialisasi dan diskusi calon SMA 20 menyampaikan bahwa Data Pokok Pendidikan (Dapodik) adalah sistem pendataan nasional terpadu yang menjadi sumber data utama pendidikan nasional untuk merencanakan berbagai program guna meningkatkan kualitas pendidikan seperti e-rapor, NISN, dana BOS, KIP, DAK, dan lainnya.

Menurutnya, mulai tahun 2024 ini pemerintah pusat melalui Kemendikbudristek menjalankan aturan pada aplikasi Dapodik sesuai Permendikbudristek No 47 Tahun 2023 tentang Standar Pengelolaan dengan ketentuan yang melebihi 36 siswa setiap kelas atau lebih 12 kelas pada kelas X akan in valid atau di tolak aplikasi alias siswanya tidak bisa didaftarkan alias tutup pada aplikasi dapodik tersebut.

Kemudian, berdasarkan permasalahan pada No.1,maka SMAN 20 Batam yang sudah menerima siswa sebanyak 12 kelas dan setiap kelas 36 siswa sedang mengajukan permohonan ke Kemendikburistek di Jakarta melalui Gubernur untuk mendapat izin penambahan siwa setiap kelasnya.

Maka untuk menyelesaikan permasalahan ini bersama Dinas pendidikan, BPMP sebagai perwakilan Kemendibudristek di Kepri, Inspektorat, dan Tim saber Pungli selama dua hari ini merumuskan surat permohonan dengan berbagai analisis sesuai permasalahan di masing-masing sekolah.Tuturnya.

Selanjutnya, untuk SMAN 20 Batam dalam zonasi Batam Kota – Nongsa sudah memberikan analisis untuk dipertimbangkan walaupun agak lemah dasar argumennya karena masih ada sekolah dalam satu zonasi yang masih kosong daya tampungnya, seperti SMAN 26, SMAN 15, dan SMAN 21.

Kemudian untuk proses pengajuan dan menunggu surat balasan dari Kemendikbudristek masih membutuhkan waktu beberapa hari ke depan (10 hari kerja perkiraan pihak BPMP) dan sebagai gambaran ada juga provinsi yang ditolak permohonan untuk menambah daya tampung tersebut.

“Maka berdasarkan tiga hal di atas dengan resiko terburuknya, kami pihak sekolah memberikan pilihan kepada orang tua untuk mengambil sikap yang terbaik untuk anak-anak kita yang penting dapat bersekolah,” pintanya.

“Karena kita di SMAN 20 Batam sampai saat ini belum ada kepastian untuk dapat menambah daya tampung sesuai penjelasan di atas,” tandasnya lagi. (Nkson)

Pos terkait