CIREBON, METROBATAM.COM – Aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di Shelter Alun-alun Kejaksan semakin menurun. Dari puluhan pedagang yang semula berjualan di kawasan tersebut, kini hanya sekitar 60 persen yang masih bertahan.
Kondisi itu dipicu oleh sejumlah faktor, mulai dari lemahnya daya beli masyarakat hingga persaingan dengan pusat kuliner baru yang bermunculan di Kota Cirebon. Meskipun kawasan Alun-alun Kejaksan tetap ramai dikunjungi warga, terutama pada akhir pekan, para pedagang mengeluhkan rendahnya transaksi.
Seorang pedagang, Iyung, mengungkapkan situasi sulit ini sudah berlangsung hampir satu tahun.
“Pengunjung memang ada, tapi jarang yang membeli. Kami hanya bisa bertahan supaya usaha tidak bangkrut, karena usaha ini menopang kebutuhan hidup sehari-hari,” ujarnya, Kamis (26/9).
Iyung menambahkan, sebagian pedagang terpaksa menutup lapak dan memilih berjualan di kawasan lain, seperti Jalan Siliwangi, meskipun berdagang di lokasi tersebut tidak diperbolehkan.
“Mau bagaimana lagi, karena tuntutan kebutuhan hidup,” katanya.

Para pedagang berharap kondisi ekonomi masyarakat segera membaik sehingga daya beli kembali meningkat. Mereka juga meminta dukungan dari pihak terkait agar pedagang mampu bertahan di tengah situasi sulit, termasuk melalui pemberian edukasi maupun pembinaan usaha.
Shelter Alun-alun Kejaksan sendiri dibangun sebagai lokasi penataan PKL di pusat kota. Namun, sepinya pengunjung membuat keberadaan shelter tersebut kini terancam kehilangan fungsinya sebagai pusat aktivitas ekonomi rakyat kecil.
(JdR/metrobatam.com)














