Mayat Muncul ke Permukaan Makam di Kalbar, Ini Penyebabnya

Metrobatam.com, Pontianak – Tanah lembek dan tergenang air di Pontianak menjadi penyebab timbulnya mayat yang sudah dikubur. Supaya jenazah tak timbul lagi, polisi menyarankan penguburan menggunakan peti mati.

“Menggunakan peti sebagai penopang dan penyangga tanah,” kata Kepala Urusan Liputan Produksi Dokumentasi (Lipprodok) Humas Polda Kalbar AKP Cucu Safiyudin kepada detikcom, Kamis (16/11/2017).

eristiwa itu terjadi di pemakaman Kelurahan Sei Jawi Luar, Kecamatan Pontianak Barat, Kalimantan Barat. Video soal mayat berkafan yang timbul ke permukaan itu sudah viral. Jenazah itu sudah dikuburkan 30 hari sebelum timbul kembali ke permukaan.

Akhirnya, keluarga jenazah menguburkan kembali jenazah itu menggunakan peti. Cucu Safiyudin menyatakan penguburan dengan peti jenazah sebenarnya sudah menjadi cara masyarakat setempat menyiasati tanah yang lembek.

Bacaan Lainnya

“Di Pontianak rata-rata menggunakan peti mayat semua,” kata Cucu. “Karena tanahnya lembek, kalau digali tanahnya, cepat keluar mata air.”

Terlebih lagi, saat ini sudah musim penghujan. Lokasi penguburan itu berada di pemakaman dekat dengan parit yang mengalir ke Sungai Kapuas, sungai besar yang terkenal itu.

Kata Cucu, kedalaman penguburan jenazah di situ sebenarnya sama saja dengan kedalaman penguburan jenazah pada umumnya. Hanya saja jenazah itu tak diwadahi peti mati.

“Tanah bekas digali (untuk liang kubur), konstruksinya akan lebih lembek dan akan mudah terangkat apabila ada tekanan ke permukaan dari dalam tanah,” tutur Cucu.

Cucu menyebut tanah di lokasi berjenis gambut. Mengutip dari situs Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Pontianak, Kota Pontianak terletak di Delta Sungai Kapuas dengan kontur topografis yang relatif datar dengan ketinggian permukaan tanah antara berkisar antara 0.1 s/d 1.5 meter diatas permukaan laut. Dengan ketinggian permukaan wilayah tersebut, maka kota Pontianak sangat dipengaruhi oleh pasang surut air sungai sehingga mudah tergenang.

Kondisi geologi di Kota Pontianak termasuk ke dalam kategori wilayah peneplant dan sedimen alluvial yang secara fisik merupakan jenis tanah liat. Jenis tanah ini berupa gambut bekas endapan lumpur sungai Kapuas. Dengan kondisi tersebut, tanah yang ada sangat labil dan mempunyai daya dukung sangat rendah.

Sumber: Detik.com

Pos terkait