12 Waria Kembali Macho Usai Mendapat Pembinaan

Metrobatam, Banda Aceh – Dalam razia Penyakit Masyarakat (Pekat), Kepolisian Resor (Polres) dan Satpol Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Utara berhasil mengamankan sebanyak 12 wanita pria atau waria di lima salon kecantikan kawasan Lhoksukon dan Tanah Jambo Aye kabupaten setempat, Sabtu, malam lalu.

Setelah ditangkap, para waria itu mendapat pembinaan dari pihak Polres Aceh Utara dan Satpol PP dan WH agar mereka kembali menjadi laki-laki normal. Alhasil, kini para waria itu telah berubah menjadi lebih macho dari sebelumnya.

Kapolres Aceh Utara, AKBP Ahmad Untung Surianata alias Untung Sangaji mengatakan, proses pembinaan berlangsung selama lima hari. Selain mereka diberikan ceramah rohani dan arahan dalam pembentukan karakter, mereka juga dimintai untuk berteriak mengucapkan pancasila dengan suara yang lantang hingga kodrat suara laki-lakinya keluar.

“Pembinaan siraman rohani keagamaan paling lama lima hari baru kita kembalikan dan mereka kita minta untuk membuat surat pernyataan untuk tidak kembali lagi seperti aktivitas biasanya dan mau menjalani kehidupan seperti manusia biasa,” kata Untung saat dihubungi wartawan, Senin, 29 Januari lalu.

Bacaan Lainnya

Untung mengakut tidak ada tindakan kekerasan yang diberikan kepada para waria tersebut. Mereka hanya saja mendapatkan sebatas pembinaan untuk mengubah pola hidup dari yang sebelumnya menjadi waria, hingga kembali menjadi laki-laki normal.

“Waktu kita suruh berteriak, suara mereka sangat bagus dan lantang, mereka sudah kembali macho tinggal mengubah karakter yang lain. Saya tidak mau menggunakan kekerasan mereka sama dengan kita. Sebenarnya dia sama seperti lelaki lainnya,” tutur Untung.

Selain itu, Untung juga menyebutkan bahwa populasi waria atau banci semakin bertambah, karena dirinya tidak mau membiarkan para waria itu bertambah, Polres bersama Satpol PP dan WH Aceh Utara memutuskan untuk menggelar razia di beberapa salon.

Menurutnya, masyarakat juga tidak akan suka melihat laki-laki yang sifatnya tidak normal seperti kaum adam lainnya. Apalagi yang bertentangan dengan agama seperti gay.

“Dari pada saya terus dimarahin sama ulama jadi saya minta izin menggelar operasi sesuai kodrat dan iradat saya sebagai kapolres,” pungkasnya. (mb/okezone)

Pos terkait