16 Migran Ditemukan Tewas di Laut Mediterania antara Maroko-Spanyol

Nador – Sejumlah 16 mayat migran ditemukan di Laut Mediterania, tepatnya di wilayah Pantai Maroko yang berbatasan dengan Spanyol. Mereka diduga hendak berusaha masuk ke wilayah Eropa melalui Spanyol, tepatnya ke kota Melilla.

Dilansir dari AFP, Senin (5/2), penemuan 16 mayat ini bermula dari laporan penumpang kapal Spanyol yang melihat tubuh mengapung di sekitar wilayah tersebut pada Sabtu (3/2). Pencarian pun akhirnya dilakukan oleh pihak berwenang Maroko dan Spanyol.

Tiga dari 16 mayat yang ditemukan merupakan wanita. Jenazah mereka dibawa ke rumah sakit di kota Nador, Maroko. Mayoritas dari jenazah para imigran itu diketahui merupakan orang sub-Sahara Afrika. Sementara satu orang diketahui merupakan warga Maroko.

“Semua orang Afrika sub-Sahara selain satu orang Maroko,” ujar salah seorang pejabat medis di Kota Nador kepada AFP.

Bacaan Lainnya

Seorang juru bicara otoritas Melilla sebelumnya mengatakan ada sekitar 20 mayat ditemukan di perairan teritoral Maroko. Jenazah para migran itu terlihat pada Sabtu (3/2) lalu oleh sebuah kapal Spanyol yang kemudian menginformasikan kepada otoritas kedua negara.

Pada Sabtu malam, kapal patroli Spanyol menemukan satu jenazah lagi dan dibawa ke Melilla. Pihak berwenang Spanyol mengatakan helikopter Garda Sipil mendukung patroli pencarian para migran itu.

Disebutkan bahwa saat ini perjalanan para imigran menuju wilayah Eropa memang meningkat. Berdasarkan data International Organization for Migration (IOM), negara Spanyol menjadi salah satu negara paling favorit untuk menjadi pintu masuk bagi para imigran. Sepanjang tahun ini, tercatat sebanyak 1.279 imigran masuk melalui spanyol.

Dari jumlah tersebut, 243 orang dinyatakan meninggal atau hilang di sekitar wilayah laut Mediterania. Tidak termasuk 16 mayat yang ditemukan ini.

Tahun lalu, Spanyol menduduki peringkat ketiga sebagai negara paling populer bagi para imigran. Nomor satu ditempati oleh Italia, kemudian disusul oleh Yunani. Kedatangan imigran lewat laut pun meningkat tiga kali lipat pada 2017 dibandingkan tahun lalu. Angka kedatangan imigran di ketiga negara tersebut mencapai 22.900 orang.

Salah satu anggota dari Asosiasi Hak Asasi Manusia Maroko, Omar Naji mengatakan, para migran melakukan penyebrangan laut setelah pihak berwenang memperketat kontrol perbatasan di Melilla.

“Sebelumnya banyak migran akan mencoba memanjat pagar Melilla, tapi sekarang setelah kontrol yang lebih ketat, mereka hanya bisa menyeberang dari laut,” tutur Naji.

Para migran disebut harus membayar penyelundup manusia masing-masing senilai 3.000 euro untuk melakukan penyeberangan laut itu. Bahkan penyeberangan itu dikatakan Naji dilakukan di depan mata pihak berwenang. (mb/detik)

Pos terkait