Metrobatam, Jakarta – Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad (UAS) direkomendasikan GNPF Ulama sebagai cawapres Prabowo Subianto. Namun Salim Segaf dan Ustaz Somad merespons hasil Ijtimak Ulama itu secara berbeda.
Dihimpun detikcom, Selasa (31/7), Salim Segaf menyatakan siap mendampingi Prabowo. “Siap ya, kita siap,” ujar Salim setelah menerima Prabowo dan rombongan Gerindra di kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (30/7).
Meski begitu, Salim mengaku tidak tahu mengapa namanya masuk rekomendasi Ijtimak Ulama. Dia juga belum bisa memastikan sikap PKS bila nantinya Prabowo tak memilih dua nama hasil rekomendasi Ijtimak Ulama.
“Saya juga nggak tahu, sebab nama yang muncul cukup banyak ya. Yang muncul UAS dan saya sendiri,” kata Salim.
Sementara itu, Ustaz Somad menolak rekomendasi GNPF-U itu secara halus. Melalui akun Instagram-nya, @ustadzabdulsomad, dia mengunggah poster pasangan Prabowo-Salim Segaf.
“Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan ulama, Jawa non-Jawa, nasionalis-religius, plus barokah darah nabi dalam diri Habib Salim,” kata Ustaz Somad, Minggu (29/7).
Ustaz Somad menyampaikan ingin fokus di bidang pendidikan dan dakwah. Meski begitu, dia tak ragu tetap berkomunikasi dengan Habib Salim atau Prabowo.
“Biarlah saya jadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah sahara. Tak sungkan berbisik ke Habib Salim, tak segan bersalam ke Jenderal Prabowo,” kata Somad.
Penolakan Ustaz Somad ini kemudian dijawab Gerindra. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan itu adalah jawaban seorang ulama yang memiliki kerendahan hati.
“Saya kira apa yang disampaikan Ustaz Somad, beliau adalah mubalig seorang ulama, seorang dai yang rendah hati, saya kira jawaban beliau adalah jawaban tawadu (rendah hati), bahwa beliau tidak menghendaki jabatan-jabatan itu, tapi kan itu jawaban seorang ulama,” kata Muzani di Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (29/7).
Buka Lembaran Baru
Sementara itu Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar pertemuan dengan elite PKS selama hampir dua jam. SBY berharap pertemuan dengan PKS membuka lembaran baru.
“Saya kira tambahan dari saya seperti itu, Ustaz Salim dan semoga pertemuan malam hari ini membuka lembaran baru untuk kita lanjutkan dalam pertemuan-pertemuan berikutnya lagi dengan niat dan tujuan yang baik,” ujar SBY dalam jumpa pers di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Senin (30/7).
Sebelumnya, PD dan PKS pernah menjalin koalisi. Koalisi terjadi selama 10 tahun selama SBY menjabat presiden dua periode (2004-2014).
SBY juga meluruskan persepsi masyarakat mengenai ideologi PKS. SBY menjelaskan PKS adalah partai berbasis Islam yang demokratis.
“Banyak yang salah persepsi tentang PKS. PKS ini partai Islam, tapi amanah menghormati demokrasi kompatibel dengan sistem yang berlaku di negeri tercinta ini dan oleh karena itulah kami dulu bersama-sama kami juga tidak menginginkan adanya tindakan-tindakan yang radikal dari siapa pun dari kelompok mana pun,” ujar SBY.
Dalam kesempatan ini, SBY menyinggung soal cawapres bagi Prabowo Subianto. SBY berharap Prabowo bijak dalam memilih cawapres.
“Saya yakin Pak Prabowo dengan kearifan dengan wisdom-wisdom, dengan pertimbangan yang bijaksana akan memilih yang paling tepat mendampingi karena menurut kita bukan hanya harus menang dalam pilpres, tapi kalau terpilih amanah dia mampu memimpin dan Indonesia menjadi lebih baik 5 tahun mendatang,” pungkasnya. (mb/detik)
















