BEM Trisakti Sebut Massa Rusuh Bukan Mahasiswa, Polisi: Polanya Mirip 22 Mei

Metrobatam, Jakarta – Kerusuhan seusai demonstrasi mahasiswa di luar Gedung DPR terjadi malam ini. Mahasiswa Trisakti menegaskan massa yang rusuh itu bukanlah mahasiswa.

“Bisa saya pastikan ini bukan dilakukan oleh mahasiswa,” kata Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Dheatantra Dimas kepada wartawan, Selasa (24/9/2019) malam.

Dimas menjelaskan, aksi demonstrasi sepanjang hari ini bukan hanya dilancarkan mahasiswa. Ada elemen lain yang ikut serta. Namun, berkaca dari demonstrasi Senin (23/9) kemarin, mahasiswa mampu menahan diri dari aksi rusuh.

“Saya yakin sejatinya mahasiswa tidak membuat rusuh,” kata Dimas.

Bacaan Lainnya

Gas air mata ditembakkan polisi, massa melempari polisi dengan batu. Pos polisi dibakar. Api menyala di flyover Slipi. Hingga menjelang pergantian hari ini.

Demonstrasi semula berlangsung tanpa bentrokan berarti kini telah berubah menjadi kerusuhan di malam hari. Mahasiswa Universitas Trisakti menarik diri dari demonstrasi. “Kita imbau mahasiswa Trisakti untuk mundur!” kata Dheatantra.

Dia memastikan massa rusuh malam hari ini bukan mahasiswa. Soalnya, mahasiswa punya rekam jejak mampu menahan diri dari tindakan rusuh pada demonstrasi Senin (23/9) kemarin.

“Kondisi sudah tidak kondusif, yang di depan bukan mahasiswa lagi. Buat apa? Aksi rusuh ini sangat disayangkan sekali,” kata dia.

Sementara Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Syarif Hidayatullah, Sultan Rivandi, menyatakan massa rusuh di ujung demonstrasi malam tadi adalah oknum yang tak menuruti arahan pimpinan mahasiswa.

“Memang oknum yang tidak sesuai instruksi presiden mahasiswanya,” kata Sultan kepada wartawan, Rabu (25/9/2019).

Dikatakannya, semua pimpinan mahasiswa demonstran sudah sepakat untuk tidak merugikan warga. Semua diimbau untuk bisa menahan diri dari aksi rusuh.

“Semua presiden mahasiswa sepakat untuk tidak boleh merugikan masyarakat dan menelan korban luka-luka. Semua harus menahan kondusivitas,” kata Sultan.

Demonstrasi itu diwarnai oleh pembakaran pos polisi, lemparan batu, hingga pemukulan-pemukulan. Sejumlah mahasiswa masuk rumah sakit. Sebelumnya telah diberitakan pada Selasa (24/9) pukul 19.15 WIB tadi, Sultan ingin menarik rekan-rekan mahasiswanya dari situasi yang bernjak tidak kondusif.

“Kami dari UIN Jakarta akan menarik mundur karena sudah tidak kondusif,” kata Sultan tadi malam.

Polanya Mirip 22 Mei

Polisi menduga ada pihak yang mendompleng aksi unjuk rasa mahasiswa yang digelar di DPR. Pola-pola yang dilakukan kelompok perusuh juga disebut mirip dengan pada saat aksi 22 Mei 2019.

“Ini yang demo bukan lagi mahasiswa, tetapi perusuh. Ini polanya mirip 22 Mei,” kata Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi dalam keterangannya, Rabu (25/9/2019).

Hengki menduga aksi demo tersebut disusupi oleh sekelompok orang yang ingin mengacaukan situasi. Ia menyebut para pelaku memprovokasi untuk melakukan tindakan anarkistis.

“Diduga massa liar yang sengaja datang membuat kerusuhan,” imbuhnya.

Diketahui massa merusak Pospol Slipi, Jakarta Barat. Massa melemparinya dengan molotov hingga Pospol mengalami kebakaran.

Satu orang pelajar berinisial RP (20) ditangkap polisi. RP ditangkap saat membawa molotov. “Dia dari Bekasi datang ke Jakarta hanya untuk merusuh,” tandas Hengki.

Sementara itu massa yang bertahan di flyover Slipi akhirnya mundur setelah berdialog dengan personel Marinir TNI AL. Pantauan detikcom, Rabu (25/9/2019), massa turun dari flyover Slipi sekitar pukul 00.35 WIB. Saat ini hanya tertinggal personel Marinir yang masih berjaga di flyover Slipi. (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *