Kabut Asap Kalimantan Makin Pekat, Pesawat Tak Berani Terbang

Metrobatam, Jakarta – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan atau karhutla yang meliputi wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, semakin pekat sehingga mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Pangsuma di Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu.

“Hari ini penerbangan dibatalkan karena jarak pandang terbatas di Pontianak dan Putussibau,” kata Kepala Bandara Pangsuma Putussibau Hery Azari Batubara saat dihubungi Antara dari Putussibau, Minggu (15/9).

“Untuk saat ini tidak ada kendala lain, pesawat batal terbang dan mendarat itu dikarenakan kabut asap,” ujar dia.

Ia mengatakan, otoritas bandara menghentikan sementara kegiatan penerbangan demi keselamatan penumpang.

Bacaan Lainnya

Kegiatan penerbangan baru akan dilakukan setelah kabut asap menipis dan aman untuk penerbangan.

Di Bandara Pangsuma Putussibau, ada dua maskapai yang melayani penerbangan yaitu Wings Air dan Nam Air.

Kabut asap membuat kedua maskapai tidak bisa melayani penerbangan rute Putussibau-Pontianak dan Pontianak-Putussibau.

‘Kota Cantik’ yang berasap

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tjilik Riwut Palangka Raya menyatakan jarak pandang di Kota Palangka Raya terbatas karena masih tebalnya kabut asap yang menyelimuti kota tersebut.

“Hari ini pukul 07.00 WIB pagi hingga siang tadi jarak pandang di Palangka Raya kurang dari 500 meter,” kata Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya, Lian Adriani.

Tebalnya kabut asap yang menyelimuti “Kota Cantik” itu karena masih maraknya kasus kebakaran lahan di kota setempat.

Perubahan jarak pandang akibat kabut asap di wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah itu berpotensi terus terjadi karena pengaruh perubahan arah dan kecepatan angin.

“Saat ini arah angin di Kalimantan berasal dari arah Selatan dan Tenggara. Angin itu pun membawa asap di wilayah selatan dan tenggara itu memang terjadi kebakaran hutan dan lahan,” katanya.

Wilayah selatan dan tenggara yang dimaksud seperti Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas.

“Kabut asap yang menyelimuti Palangka Raya seolah tidak berkurang karena kecepatan angin cukup rendah yakni di bawah 10 kilometer untuk pagi hingga siang dan di bawah 20 kilometer untuk sore hingga malam hari,” katanya.

Kabut asap karhutla juga terlihat makin tebal atau pekat di Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur dengan jarak pandang pandang berkisar 10 meter.

Bahkan, di beberapa titik, seperti di wilayah Tapis dan sekitarnya, jarak pandang hanya berkisar lima meter sehingga berbahaya bagi para pengendara.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Paser AKP Donny Dwijaya Romansa yang dihubungi dari Samarinda, Minggu, mengimbau semua pengendara menyalakan lampu kendaraan dan menyesuaikan dengan baik kecepatan laju kendaraan.

“Karena makin pendek jarak pandang kami imbau pada pengendara agar menghidupkan lampu,” kata dia.

Ia menjelaskan dengan menghidupkan lampu kendaraan dapat mengundang perhatian pengendara lain agar berhati-hati sehingga kecelakaan bisa dihindari.

“Kabut asap tebal biasanya muncul pagi hari saat masyarakat mulai beraktivitas, karena itu hidupkan lampu besar,” katanya.

Ia mengharapkan saat kondisi kabut asap mengganggu jarak pandang, pengendara kendaraan mengurangi kecepatan untuk memberikan rasa aman kepada penguna jalan lainnya.

Pemerintah daerah melalui instansi terkait telah mengeluarkan status darurat asap dan imbauan kepada masyarakat agar menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Lihat juga:LIPI: Karhutla Riau Ancaman Bagi Harimau dan Burung Rangkong

Sejumlah instansi maupun komunitas masyarakat sejak beberapa hari terakhir telah menggelar aksi pembagian masker kepada masyarakat di sejumlah tempat.

BPBD dan pihak terkait, seperti Polres Paser dan TNI, Damkar, Manggala Ani, sudah melakukan upaya pencegahan dan imbauan untuk tidak melakukan pembakaran lahan dan hutan. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *