Rencana Reuni 212 Tak Direstui MUI

Metrobatam, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan 212 identik dengan kasus eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Kasus Ahok sudah selesai maka Reuni 212 dinilai tidak perlu lagi.

“Kan udah selesai. Nggak usahlah, ya kan reuni itu kan alumni, alumni biasanya sekolah. Kalau udah nggak sekolah ngapain ada alumni-alumnian segala. Kan udah selesai, Ahok udah dihukum. Kalau cuma temu kangen ya silakan, kalau definisinya reuni kan nggak masuk. Reuni kan sekolah, kalau demo nanti berapa banyak orang demo nanti,” kata Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, Cholil Nafis di kantor Pusat MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).

“Tapi tidak atas nama 212, karena 212 kasus Ahoklah, Ahok sudah dipenjara sudah selesai,” lanjutnya.

Cholil meminta agar umat tidak larut dengan kasus masa lalu yang sudah diproses hukum. Lebih lanjut, Cholil menyebut lebih bermanfaat bila reuni tersebut sebagai peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.

Bacaan Lainnya

“Iya maulid lebih bagus, sunahnya jelas. Maulid lebih bagus namanya. Meskipun kami nggak melarang, silakan tapi maulid lebih bagus, lebih berakar pada budaya,” ujarnya.

Sementara, menurut Cholil, 212 berakar pada politik dan hukum. Sehingga dia meminta umat untuk melupakan masa lalu dan menatap ke depan.

“Tapi 212 lebih berakar pada politik dan hukum dan itu udah selesai. Kalau udah selesai terus dibara-barain itu kan rekonsiliasi bangsa Indonesia yang perlu kita perhatikan. Kritis tetap kalau yang menodai laporkan, diproses hukum, tapi kalau saya lebih menatap ke depan, Pilkada sudah selesai, Pemilu udah selesai ini kan udah mulai membangun bangsa dengan pola yang baru. Yang lama jangan dihidupin terus gitu,” imbuhnya.

PA 212 akan menggelar Munajat dan Maulid Akbar Reuni Mujahid 212 di Monas, Jakarta Pusat, pada 2 Desember 2019 mendatang. PA 212 mengaku sudah mengantongi rekomendasi dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Perlu kita tambahkan bahwa Alhamdulillah proses dalam rangka mematangkan acara Reuni 212 nanti pertama tentang perizinan alhamdulillah pertama perlu kita informasikan insyaallah semua berjalan dengan baik dan lancar karena rekomendasi dari Gubernur DKI Jakarta sudah kita dapatkan,” kata Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif, di Sekretariat DPP FPI, Jalan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (21/11).

Anies Baswedan mengatakan pihaknya telah membicarakan izin ini dalam Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda). Berdasarkan hasil kordinasi tersebut, Anies mengaku memberikan izin untuk pelaksanaan Maulid Akbar.

“Jadi pada hari Selasa atau Rabu kemarin Forkompimda melakukan musyawarah, terkait dengan adanya rencana kegiatan 1 Desember dan 2 Desember. 1 Desember terkait Papua, 2 Desember terkait dengan Maulid Akbar,” ujar Anies di Gedung Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (22/11).

Ketua Panitia Reuni 212, KH Awiet Masyhuri mengatakan izin tersebut disampaikan karena dalam Reuni 212 juga akan menggelar acara Maulid Nabi.

“Memang di Reuni 212 ada maulid di dalamnya. Memang bersamaan dengan maulid,” ujar Awiet saat dihubungi, Minggu (24/11) malam.

Dia mengatakan acara yang akan digelar pada 2 Desember itu akan digelar dari mulai salat malam berjemaah hingga sekitar pukul 09.00 WIB. Dia mengatakan acara tak digelar hingga siang seperti tahun sebelumnya karena kondisi cuaca.

“Acara digelar dari qiyamul lail, salat malam berjemaah. Kemudian salat subuh. Tahun ini tidak sampai. Kemungkinan jam 09.00 WIB selesai. Karena cuaca kali ini kan cukup panas,” ujar dia.

Tunjukkan Ketertiban dan Kedamaian

Persaudaraan Alumni (PA) 212 akan menggelar reuni 212 di Monas, Jakarta Pusat. Menteri Pertahanan (Menhan) periode 2014-2019 Ryamizard Ryacudu berpesan agar kegiatan berjalan dengan damai, tertib, dan menyejukkan.

“Nggak apa-apa (melaksanakan reuni). Tapi harus tertib, damai, itu penting. Menyejukkan,” ujar Ryamizard di Restoran Pulau Dua, Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).

Selain itu, Ryamizard meminta reuni akbar 212 tidak menjadi momentum provokasi. Ryamizard menyebut tidak boleh ada orasi yang disampaikan yang nantinya akan membuat situasi keamanan nasional menjadi gaduh.

“Orasinya kebangsaan saja. Kita menarik simpati bangsa ini. Tunjukkan bahwa inilah 212 yang tertib dan damai,” kata Ryamizard.

Ryamizard mengingatkan bahwa Indonesia tidak hanya umat yang beragama Islam. Oleh karena itu, dia berharap saling menjaga kerukunan beragama demi menjaga keutuhan Pancasila.

“Kita sudah Pancasila. Sila pertama kalau diterjemahkan ‘Lakum Dinukum wa Liya Diin’, agamamu agamamu, agamaku agamaku,” pungkasnya.

Diketahui, PA 212 berencana menggelar reuni pada 2 Desember 2019. Mereka berharap Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab bisa hadir.

“Iya, benar, dan ini kan sudah menjadi agenda rutin tahunan,” kata juru bicara PA 212 Habib Novel Bamukmin saat dimintai konfirmasi, Senin (4/11). (mb/detik)

Pos terkait