Viral Bentak-bentak Seniman, Deputi Anies Beralasan Suara Serak

Metrobatam, Jakarta – Nama Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta, Dadang Solihin mendadak viral di media sosial. Dadang, yang hadir menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Taman Ismail Marzuki (TIM), mendadak terkenal karena dinilai membentak-bentak peserta kegiatan tersebut.

Video Dadang yang dianggap membentak-bentak peserta diskusi di TIM viral di media sosial. Akun bernama @digeeembok merupakan salah satu akun Twitter yang mengunggah video tersebut.

“Staff Anies (TGUPP) sosialisasi tentang renovasi Taman Ismail Marzuki (TIM) , di hadapan para seniman-seniman senior. Pakai cara arogan, bentak-bentak, ngancem #bubarkanTGUPPsumber video: IG: m3._.d0ct0rd00m,” demikian ditulis akun @digeeembok seperti dilihat detikcom, Minggu (24/11/2019).

Dalam video, Dadang terdengar bertanya apakah peserta yang hadir mau melanjutkan diskusi. Kemudian, salah seorang peserta diskusi memintanya tidak marah-marah.

Bacaan Lainnya

“Mau tidak ada diskusi?” kata Dadang dalam video.

“Jangan galak-galak,” jawab salah seorang peserta diskusi.

Dadang tersebut sempat bertanya kembali apakah diskusi bisa dilanjutkan. Namun, peserta diskusi lagi-lagi meminta dia tidak marah-marah.

“Jangan galak-galak, jangan galak-galak,” ucap peserta.

“Nggak bisa pejabat kaya Anda seperti itu,” teriak peserta diskusi lainnya.

Dadang pun menepis anggapan yang muncul. Dia mengaku suaranya sedang serak saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk ‘PKJ (Pusat Kesenian Jakarta)-TIM Mau Dibawa ke Mana’.

“Kan suara saya lagi serak tuh, saya bilang, ‘ini jadi nggak mau diskusi, jadi nggak mau diskusi’, disangkanya saya marah-marah. Tapi saya nggak apa-apa, biasa aja,” kata Dadang saat dihubungi, Minggu (24/11).

Menurut Dadang, diskusi tersebut digelar pada 20 November, beberapa hari lalu. Dia mengaku ditugaskan untuk menggantikan Gubernur DKI Anies Baswedan.

“Jadi itu, video itu hari Rabu saya pulang dari Pulau Seribu meresmikan sanitasi air bersih. Kan saya diundang. Itu undangan dari komunitas di TIM sanalah. Mereka ternyata ngundang Pak Anies, tapi Pak Gubernurnya nggak bisa hadir, menugaskan saya,” ungkapnya.

Baru 2 Bulan Menjabat

Di awal video yang viral, Dadang terdengar bertanya apakah peserta ingin melanjutkan diskusi. Dadang menjelaskan, pertanyaan itu dilontarkan karena peserta diskusi kerap memotong penjelasannya saat diskusi.

“Ya biasa, namanya seniman, saya baru bicara sedikit celetuk, saya baru bicara sedikit celetuk, gitu aja,” ungkap Dadang.

“(Saya bilang) ‘ini mau diterusin nggak, ini mau diterusin nggak’. Terus ada yang bilang, ‘kok malah gini, bubar aja’. Terus saya bilang, ‘ya jangan bubar dong. Yuk kita rangkul-rangkulan ajalah’, saya godain gitu,” imbuhnya.

Dadang juga menjelaskan topik yang dibahas dalam diskusi tersebut. Pria yang baru dua bulan menjabat sebagai deputi gubernur itu mengaku membahas perihal revitalisasi TIM.

“Saya di sana menjelaskan tentang revitalisasi TIM. Nah, jadi pada dasarnya mereka merasa tidak ditanya dulu waktu pembangunan. Ya seniman kan kaya gitu kan,” jelasnya.

Para seniman se-Jakarta diketahui menolak revitalisasi TIM karena dalam pembangunannya tidak melibatkan mereka. Sejumlah hal yang muncul ke publik dan ditolak oleh para seniman adalah perihal pembangunan hotel.

Dadang tak membantah bahwa soal pembangunan hotel menjadi salah satu permasalahannya. Namun, dia enggan menanggapi secara detail.

“He’eh (iya). Nanti saya kirim videonya, TIM itu masa depannya akan seperti apa. Saya dapat videonya dari Jakpro (PT Jakarta Propertindo),” ucap Dadang.

Seperti diketahui, revitalisasi TIM yang telah di-groundbreaking pada awal Juli 2019 ini digarap PT Jakpro. Pada revitalisasi tahap pertama akan dilakukan untuk pembangunan hotel, perpustakaan HB Jassin, pusat kuliner dan seni, hingga area publik.

Mau Dibangun Hotel

Jakarta Propertindo (JakPro) angkat bicara mengenai rencana pembangunan hotel di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) yang sedang direvitalisasi. JakPro mengatakan keberadaan hotel nantinya diperuntukkan tamu-tamu dari luar negeri agar mereka nyaman berada di kawasan tersebut dan dapat menikmati karya para seniman TIM dengan saksama.

“TIM luasnya 72.551 meter persegi. 3.000 meter persegi itu hanya 4,1% dari total kawasan TIM (yang direvitalisasi) untuk perpustakaan, galeri, dan hotel bagus di atasnya,” kata Corporate Secretary Jakarta Propertindo, Hani Sumarno, kepada detikcom, Minggu (24/11/2019) malam.

Soal rencana hotel akan dibangun dengan standar bintang berapa, Hani belum dapat menjelaskan. Alasannya, kata Hani, karena sebenarnya pembangunan hotel bukan menjadi hal yang diprioritaskan dalam proyek revitalisasi TIM.

“Belum (ditentukan) dan bukan prioritas sih, cuma separuh dari 4,1%,” jelas Hani.

Dia mengatakan area yang direvitalisasi nantinya akan diutamakan untuk kegiatan kesenian. “Kita prioritaskan informasi-informasi tentang wahana heritage-nya,” jelas Hani.

Hani menjelaskan selain hotel untuk pengunjung jauh, rencananya nanti akan dibangun home stay bagi para pegiat seni. Home stay disediakan untuk seniman yang akan berada di Jakarta dalam waktu lama.

“(Hotel) untuk tamu-tamu dari luar negeri. Nyaman, ada wisma di sini. Dan benefitnya kembali ke para seniman lagi. Mengingat TIM akan menjadi salah satu pusat kebudayaan bukan saja untuk Indonesia, tapi juga di Asia dan di dunia maka perlu diadakan tempat penginapan yang berkualitas bagi para tamu dan seniman-seniman domestik dan internasional,” terang Hani.

“Tamu yang akan belanja hasil karya seni, hospitality-nya high-end. Ada wisma seni untuk longstay. kebayang kan pementasan teater atau pameran lukisan yang melibatkan talent-talent seniman dari luar kota. Para pekarya seni tersebut tidak perlu hotel karena ada tempat berteduh di Indonesia ini. Tapi para calon pembeli karya seni, yang datang dari jauh dari luar negeri, untuk bisa lebih dekat mengapresiasi karya-karya seni di TIM butuh fasilitas yang nyaman,” sambung Hani.

Hani berharap TIM kelak dapat menjadi jembatan antara seniman dan penikmat seni. “Kita fasilitasi agar pembeli bisa lebih dekat dengan para pekarya seni. Demand and supply-nya disambungkan,” imbuh dia. (mb/detik)

Pos terkait