Nabi Palsu Toraja Bikin Resah, Kabur ke Luar Daerah

Metrobatam, Makassar – Seorang pria asal Tana Toraja, Sulsel, bikin geger warga. Bagaimana tidak bikin geger, pria bernama Paruru daeng Tau, mengaku sebagai nabi terakhir di dunia.

Kepada pengikutnya yang berjumlah hingga 88 keluarga, Paruru memberikan ajaran yang berbeda dengan Islam, semisal hanya menjalankan salat dua kali dan tidak mewajibkan berpuasa.

Kepalsuan nabi Paruru terungkap ketika MUI Tana Toraja mendapatkan laporan soal adanya pelaksanaan ajaran agama Islam yang menyimpang.

“Nama ajarannya kata dia tetap Islam lembaga penegak amanah adat dan Pancasila. Dia ini mengaku sebagai nabi, bagaimana dia mengaku nabi dan bagaimana caranya mungkin bukan saya yang sampaikan,” kata Paur Humas Polres Tana Toraja Aiptu Erwin kepada detikcom, Senin (2/12/2019).

Bacaan Lainnya

Atas laporan MUI ini, Polres Tana Toraja Langsung menjemput Paruru. Dia dibawa ke kantor polisi untuk diamankan dari amuk masyarakat.

“Setelah itu, belum ada pelaporan resmi.T etapi bukan karena tidak ada laporan polres tidak melakukan apa apa. Lalu orang ini dibawa ke Polres untuk dilakukan pengamanan atau diamankan jangan sampai terjadi amuk massa,” ujarnya.

Setelah sempat diamankan polisi pada Jumat (29/11), Paruru kemudian menghilang dan bersembunyi. Polisi menduga, Paruru si Nabi palsu ini sudah meninggalkan Tana Toraja.

“Orang ini informasinya juga sudah tidak ada lagi di Tana Toraja. Saya tidak bilang lari ya, tapi meninggalkan Toraja,” ucap Erwin.

Wakil Bupati Tana Toraja Viktor Datuan Batara, yang sudah mendengar kabar tersebut mengaku geram. Pemerintah Kabupaten Tana Toraja pun meminta aparat dapat menindak tegas pelaku.

“Kalau saya ini sangat mengganggu dan perlu ditindak tegas, sehingga tidak berkembang. Apalagi Toraja ini terkenal dengan forum umat beragama yang sangat rukun,” kata Viktor.

Viktor mengaku sangat kaget atas adanya pihak yang mengaku sebagai nabi terakhir di wilayahnya. Bahkan dia pun menyebut ajaran ini jauh dari ajaran Islam yang sebenarnya.

“Ini kan sangat mengganggu ini. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait, baik itu kemenag, polisi, kita minta ini segera dituntaskan. Agar tidak berdampak luas dan bisa menjadi, agar tidak menjadi hal yang tidak diinginkan,” ucap Viktor. (mb/detik)

Pos terkait