PWNU Jatim Minta Kemenag Bongkar Dalang Soal Ujian Khilafah

Metrobatam, Surabaya – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur meminta pemerintah tegas menyikapi soal ujian Madrasah Aliyah (MA) di Kediri yang memuat kandungan soal tentang khilafah.

PWNU pun meminta pihak yang berwajib mengusut siapa dalang di balik soal itu.

Wakil Ketua PWNU Jatim, Abdussalam Shohib, menduga munculnya soal tersebut pasti lantaran adanya pengaruh salah seorang tokoh yang bertugas sebagai pembuat panduan. Ia pun mendesak pemerintah mau membongkar identitasnya kepada publik.

“Kalau perlu yang bikin (soal) itu dibeberkan latar belakangnya ke publik. Si A si B ini latar belakangnya apa, biar publik tahu sumber masalahnya dari siapa,” kata Abdussalam di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Kamis (5/12).

Bacaan Lainnya

Menurutnya tokoh tersebut adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas beredarnya soal ujian bernuansa khilafah tersebut.

“Ini harusnya diselesaikan sumbernya. Dalam membuat soal pasti ada panduannya, nah yang membuat panduan itu siapa, membuat kisi-kisinya siapa. Jangan kita hanya menyalahkan pembuat soalnya, diberikan sanksi, itu tidak menyelesaikan masalah. Itu hanya hilir Yang harus kita selesaikan hulunya,” katanya.

Abdulsalam mengungkapkan PWNU Jatim sendiri menyayangkan insiden masuknya soal tentang khilafah tersebut. Menurutnya hal semacam ini sudah berulang kali. Kejadian ini, kata dia, harusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak bahwa walaupun Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah dibubarkan, pemikiran khilafah masih beredar.

Ia pun meminta Kementerian Agama (Kemenag) RI serius memberantas paham-paham khilafah dan ekstrem di Indonesia, tidak hanya sekadar berwacana. Pemerintah, kata dia harus bisa mendeteksi secara dini penyebaran gerakan itu.

“Jangan cuma berwacana Kemenag memberangus pemikiran radikal. Tapi action, segera deteksi, segera lakukan yang kongkret, mempersempit gerak-gerakan seperti itu,” ujarnya.

Sebelumnya, Kemenag telah menarik soal ujian semester mata pelajaran Fikih untuk kelas XII Madrasah Aliyah di Kediri Utara, Jawa Timur karena mengandung konten khilafah. Kebijakan itu diambil setelah lembar soal ujian viral di media sosial.

Selain menarik soal ujian, Kemenag meminta Kanwil Kemenag Jawa Timur mengulang ujian semester khusus mata pelajaran Fikih. Hal ini dilakukan karena Kemenag melihat ada potensi konten khilafah disalahpahami peserta didik.

“Soal itu dicabut dan diganti dengan soal yang lain yang akan diujikan tersendiri dalam ujian susulan,” kata Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag A Umar dalam keterangan pers yang dilansir situs resmi Kemenag dan diakses CNNIndonesia.com pada Kamis (5/12).

Umar menjelaskan soal tersebut dirumuskan oleh Kelompok Kerja Madrasah (KKM) tiga Kabupaten di wilayah kerja Kediri Utara, yaitu Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Nganjuk. Soal dipakai untuk ujian semester yang dilaksanakan pada 2-7 Desember 2019.

Selain menarik soal yang telah diujikan, Kemenag juga berencana mengusut penyebab kejadian ini. Kemenag menugaskan Kanwil Jawa Timur untuk mengusut pembuatan soal ujian berkonten khilafah tersebut. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait