Guru Ku, Sang Peluluh Hati Kenang Yuniarni Pustoko Weni pada Mendiang Syahrul

Metrobatam.com, Tanjungpinang – Pemerintah Kota Tanjungpinang baru saja mengalami kehilangan yang sangat besar dan menyimpan duka mendalam. Sosok istimewa, pemimpin kota Gurindam, bernama Syahrul Bin Djamaludin sang Wali Kota telah berpulang menuju sang Khaliq.

Air mata tak terbendung, bagi mereka yang sangat mengenal betapa baiknya sang pemimpin. Syahrul juga dikenal sebagai orang shaleh, imam masjid dan seorang yang mendedikasikan separuh hidupnya untuk dunia pendidikan.

Syahrul adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang tulus dan tidak pernah mengeluh agar anak-anak Tanjungpinang menjadi pintar dan terdidik.

Sudah ratusan, mungkin juga ribuan mantan siswanya yang telah menjadi orang sukses dan membantu membangun kota Tanjungpinang.

Bacaan Lainnya

Salah satu yang kini sangat dekat dan pernah membangun Tanjungpinang bersama-sama, menjabat sebagai Ketua DPRD Tanjungpinang dan istri mantan Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah, Yuniarni Pustoko Weni.

Ketua DPRD yang akrab disapa Bunda Weni tersebut adalah saksi bahwa Syahrul adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang ikhlas mendedikasikan hidupnya untuk mendidik dan mencerdaskan anak bangsa, khususnya di Tanjungpinang.

Seperti diketahui, sang pahlawan tanpa tanda jasa menghembuskan nafas terakhir, Selasa (28/4/2020) usai berjuang melawan penyakit di RSUD Ahmad Thabib, Tanjungpinang. Guru yang ramah itu telah pergi dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pusara Bhakti.

Bagi Weni pribadi, Syahrul merupakan sosok yang spesial karena telah menjadi gurunya saat duduk di bangku sekolah dasar. Dan sejak perkenalan itu, Weni menegaskan bahwa Syahrul adalah orang baik yang tidak pernah membuat orang lain marah kepadanya.

“Dia adalah sosok seorang bapak yang baik dan guru yang harus dijadikan contoh, karena dia sangat bijaksana dan mengayomi,” tutur Weni.

“Saya sebagai murid yang pernah beliau didik, sebagai anak, juga saat ini sebagai teman dalam berpolitik, satu hal yang paling saya ingat, dia adalah sosok peluluh hati ketika saya marah,” tutur Weni.

Weni bersama keluarga besarnya, termasuk Lis Darmansyah merasakan duka yang sangat mendalam atas kepergian Syahrul, Sang Peluluh Hati. Sosok Syahrul tidak pernah membuat Weni marah ataupun sakit hati dan bahkan menjadi penghibur saat Weni marah ataupun sakit hati.

Syahrul yang dikenal Weni adalah sosok pendiam, orang yang selalu menata perkataannya agar sopan dan tidak menyinggung orang lain dan nasehatnya mampu meluluhkan hati yang sedang sedih ataupun emosi.

“Kami seperti ayah dan anak yang tidak terpisahkan. Semoga kami bisa bertemu di Surganya Allah nanti,” doa Weni di malam pemakaman Syahrul.

Salam Komando Perpisahan Terakhir

Weni yang turut hadir pada prosesi pemakaman Syahrul di TMP Pusara Bhakti menceritakan tentang pertemuan terakhirnya bersama Syahrul. Tidak pernah menyangka, namun itulah takdirnya.

Rapat Paripurna tanggal 20 April 2020 menjadi pertemuan terakhir guru dan murid ini. Di kantor DPRD, Syahrul yang telah turun dari tempat pimpinan sidang tiba-tiba menghampir Weni dan meminta untuk melakukan salam komando. Lalu mereka berfoto bersama dengan gelak tawa, dan Syahrul pun meninggalkan tempat Paripurna untuk menjalankan tugas lainnya.

Tidak ada firasat, atau bahkan membayangkan Syahrul akan pergi secepat itu meninggalkan warga Kota Tanjungpinang. Namun itulah kenyataan yang harus diterima, Weni pun tidak dapat berkata apa-apa. Salam komando itu akan selalu dikenang dan segala nasehat akan selalu diingat.

“Itulah perpisahan kami, selamat jalan bapak guru, selamat jalan ayah,” tutur Weni.

“Kami keluarga besar Yuniarni Pustoko Weni dan Bapak Lis Darmansyah juga seluruh anggota DPRD Kota Tanjungpinang sangat luka dalam dengan kehilanagn beliau,” sambung weni sambil sesenggukan menahan tangis.

(Diskominfo/Budi) 

Pos terkait