Gempa di Aceh, BNPB: Energinya Setara Bom Hiroshima di Jepang

Metrobatam, Bandung – Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Wisnu Widjaja, menyebut energi guncangan gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh menyerupai bom Hiroshima di Jepang puluhan tahun lalu. Gempa bumi ini berpotensi tanah longsor.

“Gempa di darat kalau skala 5 itu sama dengan bom hiroshima energinya. Jadi kalau enam itu energinya lebih besar lagi berkali-kali lipat,” kata Wisnu di Museum Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (7/12).

Menurut dia, akibat gempa ini juga berpontensi tanah longsor. “Jadi sudah ada yang ada di sana (tim) untuk konsentrasi di bagian longsor,” ujar dia.

Wisnu menuturkan BNPB mengerahkan tim untuk mengidentifikasi ancaman bencana longsor dan tengah menyiapkan penampungan sementara untuk korban gempa yang rumahnya mengalami kerusakan. “Sekarang di tempat kerusakan, kita siapkan temporary shelter (penampungan) sementara. Bantuan darurat saya kira temen-temen di Pidie di sana, bantuan logistik sudah disediakan mereka akan masuk pertama kali, kami siap untuk mensupport mereka,” kata Wisnu.

Bacaan Lainnya

BNPB akan melakukan pendataan terhadap bangunan-bangunan yang rusak setelah massa tanggap darurat selesai. Hal itu untuk menaksir seberapa besar kerugian yang terjadi akibat gempa ini. “Pendataan itu segera kita lakukan setelah tanggap darurat selesai. Umumnya tanggap darurat 14 hari pertama setelah bencana, kalau belum bisa teratasi bisa diperpanjang,” kata Wisnu.

14 Masjid dan Ratusan Ruko Roboh
Ratusan bangunan roboh akibat gempa berkekuatan 6,5 skala Richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Sejauh ini tercatat ada 125 rumah tinggal dan 14 masjid yang mengalami kerusakan.

“Sampai dengan pukul 13.10 WIB, ada 150 ruko roboh, 125 rumah, 14 masjid, 1 Rumah Sakit Umum Pidie rusak berat, dan 1 sekolah rusak berat,” ucap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (7/12).

Sutopo mengatakan gempa yang berasal dari darat itu memiliki dampak yang sangat keras. Hal itulah yang kemudian berpengaruh pada banyaknya bangunan yang roboh.

“Dengan kondisi yang sangat keras maka bangunan yang tidak didesain tahan gempa maka akan roboh, seperti faktanya di lapangan,” ujar Sutopo.

Selain itu, Sutopo juga menyampaikan data terbaru mengenai korban jiwa akibat gempa tersebut. Dia menyebut sejauh ini sudah ada 92 korban tewas dan kemungkinan akan bertambah.

Listrik dan Jaringan Telekomunikasi Putus
Pascagempa berkekuatan 6,5 skala Richter (SR), listrik dan jaringan telekomunikasi di Pidie Jaya terputus.

Dari pantauan di lapangan, jaringan internet terpantau mati total. Hampir tidak ada wilayah yang mendapat jaringan telekomunikasi.

Sebelum memasuki perbatasan Pidie dengan Pidie Jaya, jaringan mulai mengalami gangguan. Tidak diketahui penyebab pasti hilangnya jaringan tersebut. Namun, diprediksi akibat gempa yang menewaskan puluhan korban jiwa itu.

Saat ini di Kecamatan Trieng Gadeng, warga sibuk mengevakuasi diri dan menjauh dari bangunan yang rentan roboh.(mb/detik)

Pos terkait