Di Depan JK, Jonan Cerita Ladang ‘Harta Karun Energi’ Terbesar Dunia

Metrobatam.com, Jakarta – Dalam pembukaan acara Indonesia International Convention and Exhibition (IIGCE) 2017 di Jakarta Convention Center yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pagi ini, Menteri ESDM, Ignasius Jonan, memaparkan kekayaan energi panas bumi alias ‘harta karun energi’ Indonesia.

Banyaknya gunung api di Indonesia ternyata membawa berkah, ada potensi panas bumi yang besar. Jika seluruh potensi itu dikembangkan, Indonesia bisa memperoleh energi listrik hingga 29.000 megawatt (MW).

Panas bumi tidak menimbulkan polusi dan terbarukan, cadangannya tidak akan habis seperti minyak, batu bara, gas. Tetapi sejauh ini dari potensi sebesar itu, baru sekitar 1.700 MW atau 6% saja yang sudah dimanfaatkan.

“Sekarang yang sudah onstream kurang lebih 1.700 MW dari potensi 29.000 MW,” kata Jonan di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (2/8).

Bacaan Lainnya

Jonan menambahkan, Indonesia punya ladang panas bumi terbesar dunia di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Potensi panas bumi di sana mencapai 1.000 MW. Sekarang sudah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Sarulla sebesar 110 MW.

Kapasitas PLTP Sarulla akan ditingkatkan hingga 330 MW sampai 2018. “Sarulla itu potensinya besar, yang sudah COD 110 MW, sebelum Desember ini tambah 110 MW, tahun depan tambah 110 MW lagi. Potensinya mencapai 1.000 MW, salah satu yang terbesar di dunia,” tuturnya.

Energi panas bumi adalah andalan untuk mengejar target porsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional sebesar 23% pada 2025. Sekarang porsi EBT dalam bauran energi nasional baru sekitar 9% saja.

“Sesuai arahan Presiden dan Wakil Presiden, pengembangan panas bumi terus dikembangkan, kita akan berusaha mencapai energy mix sebesar 23% EBT di 2025. Memang tak mudah karena yang dicapai sekarang baru 8-9%, mungkin 2019 bisa 12%,” ucap Jonan.

Pihaknya berharap ada dukungan dari kementerian dan lembaga lain untuk menggenjot potensi panas bumi. “Kami berharap adanya dukungan dari sektor lain seperti Kemenkeu, Kemenperin untuk bisa mereduksi bea masuk maupun pajak-pajak lain yang digunakan untuk pengembangan energi terbarukan,” ia menjelaskan.

Lewat acara IIGCE ini, Jonan berharap ada inovasi baru yang dapat membuat efisiensi dan produktivitas panas bumi makin meningkat dan dapat menggantikan energi fosil.

“Kami berharap ada ide-ide baru yang mendorong efisiensi dan produksi agar harga listrik dari panas bumi makin kompetitif,” pungkasnya. (mb/detik)

Pos terkait