Utang Segunung, Sriwijaya Baru Nyicil Rp 436 M ke BUMN

Ilustrasi Pesawat Sriwijaya

Metrobatam, Jakarta – Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menyebutkan Sriwijaya Air Group baru mencicil utang sebesar Rp 436 miliar kepada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diutanginya.

Pembayaran terakhir kali dilakukan pada September lalu sebelum masalah mencuat antara Sriwijaya dengan Garuda Indonesia.

Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan cicilan utang mulai dilakukan sejak Garuda Indonesia melakukan kerja sama manajemen (KSM) dengan Sriwijaya.

Belum Ada Logo Garuda di Sriwijaya Air, Ada Apa?

Bacaan Lainnya

Dalam KSM tersebut memang disebutkan salah satu poin bahwa Garuda Indonesia akan memperbaiki operasional sehingga Sriwijaya bisa membayar utangnya ke sejumlah BUMN. Beberapa BUMN tersebut di antaranya PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI), anak usaha Garuda, lalu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Pertamina.

“Yang sudah dibayarkan itu Rp 436 miliar ke BUMN, GMF, BNI, Pertamina sejak KSM sampai kemarin September atau sebelumnya,” kata Ikhsan di Kementerian BUMN, Kamis (3/10/2019).

Dia menjelaskan, kala itu Sriwijaya sudah berencana untuk menyetop operasional maskapai lantaran sudah mengalami defisiensi modal. Garuda Indonesia masuk untuk membantu perbaikan operasional sehingga bisa membayarkan utangnya kembali.

Garuda-Sriwijaya Rujuk, Apa Saja PR & Masalah Sriwijaya?

“Masalah utang sebenarnya polanya mereka menyatakan bahwa mereka tidak ada rencana, tidak bisa beroperasi karena masalah modal. Kami masuk bisnis mereka, jalan, sehat lalu bayar. Tidak tahu periodenya berapa, tapi lihat perkembangan bisnis mereka tapi mereka mencicil,” jelas dia.

Sebagai informasi, sebelum kerja sama Garuda-Sriwijaya terjalin, Sriwijaya punya beban tanggungan ke beberapa BUMN di antaranya Pertamina sebesar Rp 942 miliar, GMFI Rp 810 miliar, BNI sebanyak Rp 585 miliar, utang spare parts US$ 15 juta, dan kepada PT Angkasa Pura II Rp 80 miliar, serta PT Angkasa Pura I sebesar Rp 50 miliar.

Khusus Garuda, mengutip laporan keuangan konsolidasi Garuda Indonesia per Juni 2019 lalu, total piutang grup ini ke Sriwijaya Air bernilai sebesar US$ 118,79 juta atau setara dengan Rp 1,66 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari akhir Desember 2018 yang senilai US$ 55,39 juta (Rp 775,55 miliar). (mb/cnbc indonesia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *