Bukittinggi Jadi Catatan Nasional, Kota dengan Tingkat Deflasi Terendah

Jam Gadang yang terletak di pusat kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. (foto: bukittinggikota.go.id)

METROBATAM.COM, BUKITTINGGI – Awal tahun 2022 ini kembali membawa kabar baik untuk warga Bukittinggi Hebat. Kota Bukittinggi kembali menjadi perhatian nasional setelah terdata sebagai Kota dengan tingkat deflasi terendah sepanjang tahun kalender 2021.

Pernyataan ini bersumber dari Kepala Badan Pusat Statistik, Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual pada Rabu (3/1/2022).

Dalam konferensi itu Margo Yuwono mengatakan dari 90 kota Indeks Harga Konsumen yang disurvei oleh BPS menunjukkan 88 Kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi pada daerah Jayapura sebesar 1,91 persen dan inflasi terendah terjadi di Pekanbaru sebesar 0,07 persen. Sedangkan deflasi tertinggi pada pada daerah Dumai sebesar 0,13 persen dan deflasi terendah di Bukittinggi sebesar 0,04 persen,” ujar Margo Yuwono.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut, Kepala BPS Margo menjelaskan, Ada kenaikan Indeks Harga Konsumen dari 107,5 di November 2021 menjadi 107,66 di Desember 2021.

Ekonom Universitas Andalas, Dr. Fajri Muharja mengatakan, Bukittinggi dengan tingkat deflasi terendah merupakan hal yang baik bagi Kota Bukittinggi.

Menurutnya, terjadinya deflasi menguntungkan perekomian makro kota Bukittinggi dalam jangka pendek.

“Hal ini mencerminkan terjadinya penurunan harga secara agregat untuk semua komoditas yang berpengaruh dominan terhadap ekonomi Kota. Bisa disebabkan permintaan agregat terhadap komoditas daerah yang rendah atau biaya produksi secara agregat berbagai komoditas yang mengalami penurunan,” jelas Dr. Fajri.

Namun, lanjut Fajri, dalam jangka panjang terjadinya deflasi tidak juga memberikan insentif baik terhadap produktifitas daerah karena mengindikasikan harga-harga komoditas secara agregat melemah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Bukittinggi, Martias Wanto Selaku Pelaksana Harian Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Bukittinggi menjelaskan “Deflasi” dalam jangka pendek adalah sesuatu yang positif dan bisa mendorong konsumsi karena harga barang dan jasa menjadi lebih murah dari biasanya serta daya beli masyarakat meningkat.

“Selain itu, tingkat menabung juga bisa bertambah karena berkurangnya biaya hidup dan pada akhirnya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.” ujar Sekda Martias.

Sementara itu, Walikota Erman Safar di Balaikota Bukittinggi pada Rabu (5/1/22) menyampaikan syukur dengan kondisi deflasi ini.

“Hal ini menjadi tanda stabilnya daya beli masyarakat di tengah beratnya kondisi ekonomi saat pandemi.” ujar Wako Erman.

Selanjutnya, menyikapi hal ini Wako Erman Safar berpesan kepada masyarakat agar memanfaatkan moment deflasi ini.

“Pada saat deflasi ini mari tetap kita belanja produk local dan UMKM untuk mendorong putaran perekonomian yang lebih aktif dan stabil dan juga memperkuat tabungan masyarakat.” Pungkas Wako. (basa)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *