Direktur Pusat Pendidikan Mondowana Apresiasi Dukungan Kemenag Kotamobagu: Kolaborasi Perkuat Pendidikan Ekologis, Adiwiyata Mandiri dan Gerakan Biokonversi

Direktur Pusat Pendidikan Mondowana Apresiasi Dukungan Kemenag Kotamobagu: Kolaborasi Perkuat Pendidikan Ekologis, Adiwiyata Mandiri, dan Gerakan Biokonversi

METROBATAM.COM, KOTAMOBAGU – Direktur Pusat Pendidikan Mondowana, Siti Hadija Junaidi, M.Pd, menyampaikan apresiasi mendalam kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kotamobagu, Bapak Jamaluddin Lamato, S.Pdi, M.Pd, serta Kepala Seksi Pendidikan Islam, Ibu Liliyanti Kaawoan, S.Pd, M.Pd, atas dukungan hangat dan kolaborasi yang terus terjalin dalam penguatan pendidikan ekologis di lingkungan madrasah dan masyarakat.

Ucapan terima kasih ini disampaikan setelah kunjungan Mondowana pada Kamis, 20 November 2025, yang menjadi ruang dialog penting untuk memperkuat sinergi dua lembaga dalam gerakan lingkungan hidup berbasis pemberdayaan.

Siti Hadija mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus atas keterbukaan Kemenag dalam menyambut program-program lingkungan yang diinisiasi Mondowana. Kolaborasi dengan Kemenag, menurutnya, merupakan energi penting dalam mendorong lahirnya generasi madrasah yang peduli bumi, serta memperluas dampak gerakan biokonversi yang kini semakin mengakar di tengah masyarakat.

Ia memuji dukungan, arahan, dan rekomendasi Kemenag terhadap penyelenggaraan Eco-Youth Training: Pemuda Sahabat Sampah dan Pelatihan Biokonversi Sampah Organik Skala Rumahan, yang masing-masing terlaksana pada 25 November 2025 dan 29 September 2025, sebagai kontribusi signifikan dalam memperkuat pendidikan lingkungan.

Bacaan Lainnya

Kegiatan-kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan pendanaan Project FOLU Net Sink 2030 – RBC Norwegia melalui skema Small Grant BPDLH, yang mendorong inovasi pengelolaan sampah organik, peningkatan produktivitas maggot, serta pengembangan ekonomi sirkular tingkat rumah tangga.

Dalam pembukaan Pelatihan Biokonversi, pemerintah kota melalui Asisten II Bidang Pembangunan dan Ekonomi, H. Adnan Masinae, S.Sos, MM, menekankan pentingnya memulai perubahan dari rumah sebagai langkah sederhana namun berdampak besar dalam mewujudkan ekonomi sirkular dan mengurangi beban sampah menuju TPA.

Keterlibatan madrasah menjadi salah satu kekuatan kolaborasi ini. MAN 1 Kotamobagu (MANSAKO) turut mengambil peran penting dengan mengirimkan perwakilan resmi, yaitu Ahmad Thoriq Kausar Daeng Matara selaku Ketua Komunitas Sahabat Alam, Amri Wijaya Mamonto, S.Pd sebagai Pembina Sahabat Alam, serta didampingi Waka Akademik Jarulina Monantun, S.Pd.I, M.Pd.

Kehadiran mereka bukan hanya sebagai peserta pelatihan, tetapi sebagai representasi komitmen madrasah terhadap budaya lingkungan, penguatan Adipura, serta langkah berkelanjutan menuju Adiwiyata Mandiri setelah meraih Adiwiyata Nasional 2024 dan mengikuti penilaian lanjutan pada 18 November 2025.

Kepala Kantor Kemenag Kotamobagu, Jamaluddin Lamato, memberikan refleksi khusus terkait peran Mondowana dalam menguatkan program lingkungan di satuan pendidikan.

Ia menegaskan bahwa dua kegiatan yang diinisiasi Mondowana, Eco-Youth Training dan Pelatihan Biokonversi menjadi bagian penting dalam memperkuat gerakan Adiwiyata Mandiri, terutama bagi madrasah yang sedang menjalani proses evaluasi lanjutan.

Menurutnya, pendekatan edukasi ekologis Mondowana memberi ruang belajar yang relevan dan aplikatif bagi siswa madrasah, memperkaya pemahaman mereka tentang pengelolaan sampah, serta membangun budaya hijau yang konsisten di lingkungan sekolah.

Ia menyampaikan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan komitmen Kemenag untuk mendukung satuan pendidikan berbasis keagamaan yang mampu menunjukkan kepemimpinan dalam gerakan lingkungan hidup.

Pada kesempatan yang sama, apresiasi juga disampaikan kepada guru-guru pendamping madrasah serta para penggerak komunitas lingkungan. Kontribusi guru pembina Amri Wijaya Mamonto dan ketua K
komunitas Sahabat Alam MAN 1 Kotamobagu Ahmad Thoriq Kausar Daeng Matara dalam dua kegiatan pelatihan tersebut sangat diapresiasi, termasuk peran Ahmad Thoriq dalam membacakan doa penutup kegiatan.

Siti menilai doa tersebut bukan hanya bentuk spiritualitas, tetapi juga refleksi harapan kolektif bagi masa depan ekologis Kota Kotamobagu yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Melalui pernyataannya, Siti Hadija menekankan bahwa pendanaan Small Grant FOLU Net Sink–Norwegia merupakan amanah yang harus diwujudkan dalam perubahan konkret. Mondowana merancang seluruh proses melalui pendekatan Think-Tank Lokal untuk Ekonomi Sirkular, memastikan setiap kegiatan memiliki indikator terukur melalui baseline, midline, dan endline.

Ia menyebut bahwa gerakan biokonversi kini telah menjelma menjadi simpul kolaborasi Dodeka Helix, mempertemukan pemerintah, madrasah, komunitas, dunia usaha, NGO, media, dan inovator lokal dalam satu ekosistem perubahan.

Siti menutup refleksinya dengan pesan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang dilakukan dengan ketulusan. Baginya, biokonversi bukan sekadar teknologi pengolahan sampah, tetapi gerakan budaya yang dimulai dari rumah, dari sekolah, dan dari hati masyarakat yang ingin melihat Kotamobagu menjadi kota yang bersih, sehat, dan bermartabat.

Ia menegaskan kembali bahwa gerakan ini bukan milik Mondowana semata, melainkan milik seluruh masyarakat Kotamobagu yang memiliki tekad menjadikan kota ini benar-benar BERSAHABAT dengan bumi.

Dengan sinergi yang semakin kuat antara Mondowana, Kemenag Kotamobagu, Pemerintah Kota, madrasah, komunitas, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya, langkah menuju masa depan ekologis yang berkelanjutan di Kotamobagu semakin mantap dan penuh harapan. (**)

Pos terkait