Ini Penampakan Proyek Dishub Batam Bernilai Rp 2.8 Miliar

Metrobatam.com, Batam – Proyek pembangunan pelabuhan pancung (pengumpan) di Sekupang sudah dikerjakan sejak Juni 2015 lalu dan telah menghabiskan anggaran dari APBD sebesar Rp2,8 miliar, namun hasilnya masih jauh dari bentuk ideal sebuah pelabuhan. Proyek multi years ini diduga bermasalah dari spesifikasi konstruksi dan jadwal penyelesaian pekerjaannya.pelabuhan pancung1

Berdasarkan pantauan Metobatam.com dilokasi kemarin, progres pembangunan pelabuhan tersebut saat ini baru selesai satu lantai dari dua lantai yang direncanakan. Sebagian sisi bangunan ini sudah terlihat berlumut dan dijadikan tempat parkir kendaraan bermotor. Jalan akses menuju lokasi rusak dan becek tergenang air. Target pelabuhan ini bisa dioperasikan untuk mendukung kelancaran arus mudik lebaran nampaknya tidak tercapai.

Beberapa orang yang dimintai penilaiannya tentang pelabuhan tersebut tidak percaya proyek itu menghabiskan miliar rupiah. “Iye.. udah lame tu pelabuhan tu tak siap-siap. Mane mungkin proyek seperti tu nilainnya Rp2,8 miliar. Tak percaye lah. Kalau 2 miliar sudah jadi lantai dua itu,”ujar salah seorang warga Belakang Padang, yang setiap hari bola balik menggunakan pancung dari Pelabuhan Sekupang.

Komentar senada diungkapkan seorang pengemudi kapal pancung Sekupang yang enggan menyebutkan namanya. “Dengar-dengar proyek itu bermasalah, makanye gak siap-siap. Agak susah kita nak cakap,”ujarnya.

Bacaan Lainnya

IMG_20160615_113338Informasi yang berhasil dihimpun, proyek pembangunan pelabuhan pancung ini dianggarkan dalam satuan kerja di Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam pada 2015 dengan nilai pagu Rp 3 miliar. Tender lelang dimenangkan oleh kontraktor dengan PT. Tiga Naga Mas dengan nilai Rp 2,8 miliar. Proyek ini dilelang pada saat-saat menjelang Pilkada Kota Batam 2015. Diduga ada intervensi untuk meloloskan salah satu perusahaan untuk memenangkan tender proyek ini.

Dalam progres pengerjaannya, ternyata proyek ini tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam kontrak, sehingga cukup lama terbengkalai. Nilai proyek yang dikerjakan juga tidak sesuai dengan rencana kerja anggaran yang disediakan.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam ketika dikonfirmasikan tentang adanya permasalahan dalam proses pembangunan pelabuhan ini tetap tidak bersedia diwawancarai. Meski sudah beberapa kali dihubungi untuk meminta keterangan, namun Zulhendri tidak bersedia ditemui. Melalui sambungan telepon, beberapa waktu lalu Zulhendri meminta kepada Metrobatam.com untuk menilai sendiri apakah pelabuhan itu sudah layak atau tidak digunakan,”

“Kamu lihat sendiri lah, bagaimana kondisi pelabuhan pancung apakah sudah layak atau belum. Jangan tanya kepada saya,”ujar Zulhendri dengan suara meninggi. (mb/parlin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *