Harga Minyak Dunia Terperosok ‘Diserang’ Virus Corona

Metrobatam, Jakarta – Harga minyak dunia merosot lebih dari dua persen pada penutupan perdagangan Kamis (30/1), waktu Amerika Serikat (AS). Kekhawatiran terhadap dampak wabah Virus Corona membuat harga minyak menyentuh level terendahnya dalam tiga bulan terakhir.

Dilansir dari Antara, Jumat (31/1), harga minyak mentah berjangka Brent turun US$1,52 atau 2,5 persen ke level US$58,29 per barel. Selama sesi perdagangan harga Brent sempat tertekan ke level US$57,71 per barel, terendah sejak 8 Oktober 2019.

Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$1,19 dolar AS atau 2,2 persen menjadi US$52,14 per barel. WTI sempat tertekan ke level US$51,66 per barel, terlemah sejak 10 Oktober 2019.

Investor berusaha menakar kerusakan ekonomi yang mungkin ditimbulkan oleh virus dan dampaknya terhadap permintaan minyak mentah dan produk-produknya.

Bacaan Lainnya

“Influencer utama harga bearish tetap virus corona yang tampaknya memiliki banyak risiko tambahan dari penyebaran daripada setiap upaya penahanan di sekitarnya,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan.

Ritterbusch menilai selama Virus Corona masih mewabah, tren penurunan harga minyak masih akan berlanjut.”

Setelah penyelesaian transaksi di pasar, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa wabah Virus Corona di China, yang telah menewaskan 170 orang di sana, sekarang merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Usai pengumuman tersebut, harga minyak dunia kembali tertekan dalam perdagangan pascapenutupan.

“Selama minggu terakhir harga telah turun,” kata Gene McGillian, direktur riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

Wabah Virus Corona diperkirakan menekan perekonomian China, yang merupakan terbesar kedua di dunia. Virus ini juga diperkirakan melampaui total epidemi SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) pada 2002-2003.

Sumber OPEC menyatakan Arab Saudi membuka diskusi tentang memindahkan pertemuan kebijakan OPEC+ yang akan datang ke awal Februari dari Maret.

Belum ada keputusan akhir mengenai tanggal baru pertemuan itu, dan belum semua anggota OPEC bergabung, dengan Iran kemungkinan penantang untuk menentang langkah itu, kata sumber OPEC+.

“Satu-satunya hal yang dapat mengubah tren saat ini adalah pertemuan darurat OPEC,” kata Olivier Jakob dari konsultan Petromatrix. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait