SAS Joni Minta Pelaku UMKM Gurindam 12 Untuk Jaga Kekompakan

Metrobatam.com, Tanjungpinang – Tokoh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Tanjungpinang Said Ahmad Syukri (SAS) Joni menyesalkan pemberitaan disalah satu media Online dengan Judul”Tenda UMKM di Halaman Gedung Daerah Pelanggaran Tata Ruang Budaya dan Dugaan Pencurian Momentum ditengah Salawat Akbar Kepri”.

Menurut SAS Joni pemberitaan itu terlalu tendensius dengan tidak memperolehkan keberadaan UMKM di acara tersebut.

“Bagi kami para pelaku usaha kecil, pemberitaan tersebut menampilkan kesan seolah-olah kegiatan UMKM tidak layak hadir dan bahkan dituding mencederai tata ruang budaya,” tegas SAS Joni Jumat(14/11) malam.

SAS Joni menyebutkan bahwa UMKM merupakan tulang punggung ekonomi rakyat yang harus diakui keberadaannya sesuai dengan perintah dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

Bacaan Lainnya

“Padahal, UMKM adalah tulang punggung ekonomi rakyat, sebagaimana berulang kali ditekankan oleh Bapak Presiden bahwa UMKM harus didukung, diberdayakan, dan diberikan ruang untuk tumbuh dalam setiap kesempatan,” sebutnya.

SAS menyakini dengan keberadaan UMKM di Lokasi tersebut dapat memberikan keberkahan bagi para pelaku UMKM dan kemaslahatan umat.

“Kegiatan keagamaan yang membawa keberkahan bagi umat justru telah memberi peluang rezeki bagi para pelaku UMKM lokal. Tidak ada unsur “pencurian momentum”, melainkan bentuk dukungan nyata terhadap ekonomi masyarakat,” ujarnya.

SAS Joni menyakini panitia tersebut bukannya mengenyampingkan keberadaan pelaku UMKM yang ada di Kawasan Gurindam 12. Tetapi dengan keterbatasan lokasi tidak semua pelaku UMKM dapat terakomodir.

“Hal ini wajar dan bisa dimaklumi. Pelaku UMKM di sekitar kawasan Taman Gurindam 12 pun tetap dapat berjualan dan merasakan dampak ekonomi dari perhelatan besar tersebut. Masyarakat pun memahami situasi ini dengan bijak,” ungkapnya.

SAS Joni mengajak Pelaku UMKM Lokal yang ada di Kawasan Gurindam 12 untuk selalu menjaga kekompakan dan tidak terpengaruh hal – hal yang dapat memecah belah.

“Dalam suasana religius dan penuh hikmah, seharusnya kita mengedepankan rasa syukur dan dukungan terhadap upaya pemerintah yang menghadirkan kegiatan keagamaan sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat,” ajaknya.

(Budi) 

Pos terkait