Polisi Buru Bandar Narkotika yang Keroyok Kapolsek Patumbak

Metrobatam, Jakarta – Polisi melakukan pengejaran terhadap lima bandar narkotika yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) lantaran diduga melakukan pengeroyokan terhadap Kapolsek Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, AKP Ginanjar.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan pengeroyokan itu mengakibatkan Ginanjar mengalami sejumlah luka di bagian wajah. Dia pun harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Colombia, Medan, Sumatera Utara.

Meski demikian, kata Dedi, keadaan Ginanjar sudah berangsur membaik pasca pengeroyokan itu.

“Moga-moga dalam waktu dekat lima pelaku ini bisa ditangkap,” ujarnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (12/8).

Bacaan Lainnya

Dedi menjelaskan awal mulanya pengeroyokan itu terjadi saat Ginanjar beserta jajarannya melakukan penggerebekan ke kampung narkoba (GKN) di Jalan Karya Marindal I Gang Rukun.

Dari penggerebekan tersebut, polisi berhasil menangkap tiga pengedar narkoba yaitu U (49), K (30) dan S (29). Dari hasil interogasi ketiganya didapatkan nama bandar berinisial A.

Ginanjar beserta anggota pun melakukan pengembangan dan mencari rumah bandar berinisial A di kediamannya Jalan Marindal I Pasar IV Gang Keluarga, Kecamatan Patumbak.

A yang sedang duduk di depan rumah pun mengetahui petugas akan menyergapnya. Dia berusaha melarikan diri dengan cara kabur menuju jalan besar. Petugas pun langsung mengejarnya.

Sesampainya di jalan besar, A dan sekitar 20 orang rekannya lantas mengeroyok Ginanjar dan anggota Polsek Patumbak menggunakan senjata tajam.

Menurut Dedi, peristiwa pengeroyokan itu terjadi karena A merasa terdesak. Padahal penegakan hukum sudah dilakukan dengan benar.

“Sudah banyak penegakan hukum yang dilakukan terhadap kelompok-kelompok tersebut. Dia semakin terdesak maka semakin berani terhadap aparat,” kata Dedi.

Dedi mengaku belum memiliki informasi yang rinci terkait jaringan narkotika milik A. Dia juga belum mengetahui apakah A termasuk sindikat narkotika internasional atau tidak.

“Belum berani ke arah sana ya. Soalnya Sumut berapa kali kita ungkap keterlibatan jaringan internasional. Pintu yang paling rawan itu kan Sumut, Aceh, Riau, cukup rawan. Kepri diperketat, larinya ke daratan. Sumut masih cukup rawan, Aceh pun demikian. Itu pintu utama masuknya narkoba jaringan internasional melalui jalur laut,” tuturnya. (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *