Kemenristekdikti: Kuota Beasiswa Mahasiswa Papua Tak Berubah

Metrobatam, Jakarta – Sekretaris Jendral Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Ainun Naim menyebut selama ini pihaknya memang selalu menyiapkan beasiswa untuk mahasiswa asal Papua.

Program beasiswa telah berlangsung sejak lama, dan hingga saat ini kata dia, program itu masih berlanjut meski sempat terjadi kisruh di Manokrawi dan Jayapura.

Seperti diketahui, kerusuhan terjadi diduga imbas dari aksi penahanan sejumlah mahasiswa asal Papua di Surabaya hingga pernyataan dari Wakil Wali Kota Malang yang menyebut mahasiswa Papua harus kembali ke daerahnya.

“Memang ada beasiswa ini ya. Itu kan ada (untuk) Papua, Nusa Tenggata Timur, sampai sekarang masih ada,” kata Ainun di Gedung The Westin, Jakarta Selatan, Rabu (21/8).

Bacaan Lainnya

Meski begitu, saat ditanya terkait seberapa banyak kuota dan total beasiswa yang diberikan oleh Kemenristek Dikti kepada mahasiswa asal Papua ini, Ainun tak mau menjawab. Pastinya, kata dia, pihaknya akan tetap memberikan kuota beasiswa yang sama untuk para mahasiswa Papua ini meski sempat muncul insiden dan kekisruhan. Program beasiswa itu dipastikan tak akan dihapus atau dikurangi jumlahnya.

“Itu tetap (ada). Ini kan jangan karena ada masalah sedikit kemudian program yang baik diputus, itu tetap ada,” kata dia.

Lebih lanjut, Ainun juga memastikan selalu memberi pengawasan dan perlindungan untuk mahasiswa asal tanah Papua ini dari berbagai perilaku rasis yang mungkin bisa didapat oleh mereka.

Pengawasan dan perlindungan ini salah satunya kata Ainun dengan bekerja sama bersama masyarakat sekitar dan lembaga perguruan tinggi tempat mahasiswa itu bersekolah.

“Melalui tindakan kita pendekatan secara holistik, baik melalui organ di perguruan tinggi dan juga kerjasama dengan masyarakat sekitar, kita terus sosialisasikan,” katanya.

Kepada para mahasiswanya sendiri, kata Ainun, ketika pertama kali meninggalkan Papua dan tiba di daerah tempat para mahasiswa ini menuntut ilmu, maka akan dilakukan pengenalan budaya hingga kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan masyarakat sekitar.

“Mereka ketika datang tentu kita perkenalkan dengan keadaan masyarakat baru, bahkan cara bergaul, bahasa lokal, perbedaan kebiasaan itu kita perkenalkan supaya mereka tidak kaget,” kata dia. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *