Dalam 24 Jam Terakhir, Prancis dan Inggris Catat 880 Kematian karena Corona

Metrobatam, Jakarta – Dalam 24 jam terakhir di Prancis dan Inggris tercatat 880 orang tewas karena COVID-19. Di Prancis sendiri tercatat sebanyak 499 orang meninggal di rumah sakit dan menambah jumlah korban menjadi 3.523.

Dilansir dari AFP, Rabu (1/4/2020), kini ada 22.757 orang dirawat di Prancis dengan COVID-19, dengan 5.565 di antaranya dirawat intensif, kata pejabat kesehatan Jerome Salomon kepada wartawan dalam berita hariannya.

Korban yang meninggal tersebut hanya mencakup mereka yang meninggal di rumah sakit dan bukan mereka yang meninggal di rumah atau di rumah orang tua.

Jumlah kasus yang dikonfirmasi juga meningkat tajam yakni sebanyak 7.578, sehingga total menjadi 52.128. Di samping itu, banyak kasus tidak terdaftar karena kurangnya peralatan pengujian.

Bacaan Lainnya

“Situasi ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kedokteran Prancis,” kata Salomon.

Prancis telah melakukan lockdown sejak 17 Maret sebagai upaya untuk memperlambat penyebaran epidemi dan para pejabat telah berulang kali memperingatkan akan membutuhkan waktu agar langkah tersebut membuahkan hasil.

Inggris Catat 381 Kasus Kematian

Inggris melaporkan rekor virus corona harian 381 pada hari Selasa. Angka ini lebih dari dua kali lipat jumlah kematian nasional yang diposting dalam sehari sebelumnya.

Tetapi para ahli memperingatkan untuk tidak membaca jumlah angka. Pemerintah sudah melakukan langkah-langkah ketat dilakukan minggu lalu untuk memotong penularan COVID-19.

“Pada pukul 5 sore (1600 GMT) pada 30 Maret, dari mereka yang dirawat di rumah sakit di Inggris, 1.789 telah meninggal dengan menyedihkan,” kata kementerian kesehatan melalui akun Twitter-nya, seperti dilansir dari AFP, Rabu (1/4/2020).

Korban harian tertinggi sebelumnya di negara itu adalah 260, tercatat pada hari Sabtu. Sedangkan, hari Senin, jumlah kematian menurun menjadi 180 kasus.

Sekitar 25.150 orang kini dinyatakan positif mengidap virus di Inggris. Data yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) untuk Inggris dan Wales pada hari Selasa mengungkapkan bahwa jumlah sebenarnya bisa 24 persen lebih tinggi.

Angka-angka pemerintah mencakup mereka yang telah dibawa ke rumah sakit dan diuji untuk virus sedangkan data ONS adalah untuk kematian di komunitas yang diduga COVID-19.

“Meningkatnya jumlah kematian dalam beberapa hari terakhir menunjukkan pentingnya masyarakat untuk terus berpegang pada pedoman jarak sosial yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” kata Johnson dalam pertemuan kabinet tautan video.

“Situasinya akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik – tetapi akan menjadi lebih baik,” tambahnya. (mb/detik)

Pos terkait