Gelar Kasus Ahok, Kompolnas: Polri Harus Independen

Metrobatam, Jakarta – Gelar perkara dugaan penistaan agama yang menyeret nama Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, akan digelar di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, pada Selasa 15 November 2016.

Gelar perkara dilakukan dengan mekanisme terbuka terbatas tersebut akan dihadiri oleh pelapor, terlapor, saksi, ahli dan diawasi oleh Kompolnas, Ombudsman, dan Komisi III DPR RI. Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti mengatakan, Kompolnas dipastikan akan hadir dalam gelar kasus Ahok sebagai pengawas.

“Kami sudah dapat undangan hari Jumat dan kita akan hadir bertiga saya, Pak Bekto Suprapto dan Pak Andera Poeloengan. Kami hanya menjadi pengawas eksternal dan dihadirkan untuk melihat proses gelar perkara,” kata Poengky, Senin (14/11).

Agar kasus Ahok member keadilan bagi semua pihak, menurutnya, Polri haruslah independen.

Bacaan Lainnya

“Intinya Polri independen, kata kunci di situ. Penyelidik independen enggak boleh ada tekanan. Yang benar ya benar, salah dan salah sesuai norma hukum,” tukasnya.

Sejauh ini, Bareskrim sendiri telah memeriksa 27 saksi baik dari pelapor, saksi yang berada di tempat kejadian, saksi terlapor dan saksi lainnya. Hingga Jumat 11 November 2016, ada sebanyak 39 saksi baik dari ahli agama, hukum pidana, bahasa, psikologi, antropologi, jurnalistik dan ahli digital forensic yang sudah dimintai keterangan terkait kasus Ahok.

Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin berharap tidak ada gejolak setelah Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri melakukan gelar perkara kasus kontroversi pidato gubernur nonaktif yang juga calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Apapun hasil gelar perkara yang akan dilakukan Selasa (15/11) besok itu, bangsa Indonesia harus tetap aman dan damai.

“Kita harapkan saja tidak ada gejolak ya, sehingga semuanya bisa aman, tentram, damai,” kata Ma’ruf .

Ma’ruf mengharap agar hasil gelar perkara itu sesuai dengan harapan masyarakat banyak. Ia juga mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melakukan silaturahmi kepada banyak kalangan termasuk silaturahmi pada para ulama setelah demo besar-besaran pada 4 November. Dalam silaturahmi tersebut, Jokowi menekankan perlunya upaya serius menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Ya bagus saja, orang silaturrahim kan bagus. Kalau mau silaturrahim ya bagus,” kata Ma’ruf.

KH Ma’ruf yang juga Rais Aam NU itu menilai bagus bila para ulama menggelar pertemuan untuk mencari solusi terbaik agar bangsa ini tetap damai. Ia juga mengimbau Jokowi agar mengundang juga para ulama dan habib yang ikut aksi 4 November di depan istana.

“Ya bagus saja, ulama-ulama bertemu ya bagus saja. Insya Allah, mudah-mudahan damai tentram,” kata Ma’ruf.(mb/okezone)

Pos terkait