Di Milan Jenazah Menumpuk, Lebih dari Sejuta Orang di Dunia Terinfeksi Corona

Metrobatam, Jakarta – Kota Milan memutuskan menutup krematorium utama mereka selama sebulan mulai Kamis (2/4). Penutupan sementara dilakukan demi mencegah gelombang penumpukan mayat yang terjadi akibat wabah virus corona.

Sebagai informasi, kota utama di Italia tersebut menyatakan korban jiwa akibat wabah virus corona semakin meningkat belakangan ini.

“Peningkatan terus-menerus dan progresif membuat mayat yang menunggu kremasi kian menumpuk,” kata mereka seperti dikutip dari AFP, Jumat (3/4).

Sementara itu dalam sebuah pernyataan, dewan kota Milan menyebut penutupan mau tidak mau harus dilakukan karena waktu tunggu di Crematorio di Lambrate telah mencapai 20 hari. Kalau penutupan tidak dilakukan, pihaknya khawatir masalah kebersihan sanitasi di kota akan terganggu.

Bacaan Lainnya

Milan lumpuh total belakangan ini. Kelumpuhan terjadi setelah kota diserang wabah virus corona. Wabah telah mengakibatkan 13.915 orang meninggal.

Anggota dewan layanan sipil Roberto Cocco peningkatan kematian paling terasa terjadi selama sebulan belakangan. Peningkatan kematian tersebut membuat banyak mayat menumpuk menunggu dikremasi.

Itu tidak mengungkapkan berapa banyak mayat yang menunggu kremasi. “Bahkan di Milan, kami menyaksikan peningkatan kematian,” katanya.

“Karyawan pemakaman dan pemakaman kami bekerja tanpa lelah dan dengan tingkat tanggung jawab yang tinggi,” tambahnya.

Sedangkan Prancis melaporkan 471 kasus kematian baru akibat virus Corona. Angka kematian di Prancis akibat Corona mencapai 4.503 orang.

Dilansir dari AFP, Kamis (2/4/2020), jumlah tersebut hanya mencakup pasien yang meninggal di rumah sakit dan tidak termasuk korban meninggal di panti jompo. Pejabat tinggi kesehatan Prancis, Jerome Salomon untuk pertama kalinya mengungkapkan ada 884 orang telah meninggal dunia di panti jompo sejak pandemi virus Corona mulai menjangkiti Prancis.

Jika dikombinasikan dengan jumlah korban meninggal di rumah sakit, setidaknya ada 5.387 orang telah meninggal dunia karena COVID-19 di Prancis sejak wabah itu mulai menjangkit.

Sekitar 26.000 orang di Prancis masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat virus ini. Prancis juga telah mengunci negaranya sejak 17 Maret 2020 untuk mencegah virus itu makin menyebar.

Lebih dari Sejuta Orang

Sementara Jumlah kasus infeksi virus corona yang dilaporkan resmi di dunia kini telah menembus angka satu juta. Ini menandai akselerasi tajam dalam jumlah kasus infeksi dan kematian dalam beberapa pekan terakhir, seiring pandemi COVID-19 terus menyebar cepat.

Menurut penghitungan AFP, Jumat (3/4/2020), hingga Kamis (2/4) waktu setempat, setidaknya 1.000.036 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia dengan 51.178 kematian.

Jumlah kematian pasien telah meningkat dua kali lipat sejak 27 Maret lalu. Hingga kini, setidaknya 186 ribu orang di dunia telah dinyatakan sembuh dari penyakit mematikan ini.

Akselerasi tajam dalam jumlah kasus infeksi menunjukkan bahwa pandemi virus corona saat ini menyebar dengan tingkat yang mengkhawatirkan.

Eropa saat ini menjadi pusat pandemi ini, dengan total kasus 542.191 kasus infeksi dan 37.715 kematian. Pada 7 Maret lalu, jumlah kasus di Eropa baru mencapai kurang dari 10 ribu kasus.

Penyebaran virus meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Hanya dalam waktu 10 hari, jumlah kematian telah meningkat tujuh kali lipat, mencapai 37 ribu kematian pada 2 April.

Namun situasi di AS bahkan lebih mengkhawatirkan. Pada 27 Maret lalu, AS menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi terbesar di dunia, mengalahkan China yang menjadi sumber wabah ini.

Padahal pada 2 Maret lalu, AS secara resmi hanya mencatat 68 kasus infeksi, namun kini angkanya telah mencapai lebih dari 234 ribu kasus. Terhitung sejak 28 Maret__hanya dalam waktu lima hari__jumlah kasus telah meningkat dua kali lipat.

Jika AS mencatat jumlah kasus terbanyak di dunia, maka Italia dan Spanyol menjadi negara dengan jumlah kematian pasien coronavirus terbanyak di dunia.

Italia mencatat 115.242 kasus dengan 13.915 kematian, sedangkan Spanyol melaporkan 110.238 kasus dengan 10.003 kematian. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait