Soal Mudik di Tengah Corona: Sedan Hanya untuk 2 Orang, Motor 1 Orang

Metrobatam, Jakarta – Korlantas Polri akan menerapkan komitmen jaga jarak selama mudik untuk mencegah penularan virus Corona (COVID-19). Mobil sedan hanya diperkenankan diisi dua orang, minibus hanya diperbolehkan mengangkut 3 orang, sedangkan motor hanya satu orang.

“Pembatasan kendaraan diharapkan nanti 50 persen dari kapasitas yang ada, sebagai komitmen untuk jaga jarak. Oleh karena itu, misalnya sedan hanya diberlakukan untuk dua orang. Van cukup tiga orang, di (bangku) depan, tengah, belakang. Kemudian roda dua satu orang saja,” kata Kakorlantas Polri Irjen Istiono kepada wartawan, Senin (6/4/2020).

Istiono mengatakan langkah tersebut diambil untuk mencegah penyebaran virus Corona. Terlebih pemudik akan berpindah tempat dari satu wilayah ke wilayah lain.

“Untuk mencegah penyebaran (virus Corona, red) ini karena penyebaran inilah membahayakan. ‘Ke’ dan ‘dari; provinsi ke provinsi lain. Ini memang kesadaran masyarakat yang dituntut,” ucap Istiono.

Bacaan Lainnya

Istiono menerangkan, berdasarkan hasil penelitian, saat ini hanya 15 persen pemudik yang nekat pulang ke kampung halaman. Menurut dia, hal tersebut menunjukkan kesadaran masyarakat sudah tinggi.

“Sekarang ini yang ingin mudik sekitar 15 persen, memang kecil. Ini bagian daripada kesadaran masyarakat kita yang begitu tinggi tentang kesehatan, ini sudah bagus. Diharapkan melakukan physical distancing, aktivitas di rumah. Sekarang ini kan bukan juga aktivitas dilarang, tapi jaga jarak, pakai masker, ini jadi penting untuk kita lakukan,” ujar dia.

Istiono menegaskan pemudik yang tak menerapkan physical distancing dalam kendaraannya akan diminta tidak melanjutkan perjalanan. Mereka akan dialihkan untuk berputar balik.

“Jadi yang melebihi kapasitas, pasti kami putar alihkan, suruh balik kanan, balik ke rumah saja demi keselamatan kita sama-sama. Pemerintah dan masyarakat harus bareng-bareng lawan COVID-19,” tegas Istiono.

Berikut skenario Polri mengatur mudik Lebaran di tengah pandemi Corona:

Sedan 2 Penumpang, Motor 1 Orang

Mobil sedan hanya diperkenankan diisi dua orang, minibus hanya diperbolehkan mengangkut 3 orang, sedangkan motor hanya satu orang.

“Pembatasan kendaraan diharapkan nanti 50% dari kapasitas yang ada, sebagai komitmen untuk jaga jarak. Oleh karena itu, misalnya sedan hanya diberlakukan untuk dua orang. Van cukup tiga orang, di (bangku) depan, tengah, belakang. Kemudian roda dua satu orang saja,” kata Istiono.

Istiono mengatakan langkah tersebut diambil untuk mencegah penyebaran virus Corona. Terlebih pemudik akan berpindah tempat dari satu wilayah ke wilayah lain.

“Untuk mencegah penyebaran (virus Corona, red) ini karena penyebaran inilah membahayakan. ‘Ke’ dan ‘dar’ provinsi ke provinsi lain. Ini memang kesadaran masyarakat yang dituntut,” ucap Istiono.

IstionoKakorlantas Irjen Istiono (Ari Saputra/detikcom)

15% Pemudik Diprediksi Nekat Pulang Kampung

Berdasarkan hasil penelitian, menurut Istiono, saat ini hanya 15% pemudik yang nekat pulang ke kampung halaman. Menurut dia, hal tersebut menunjukkan kesadaran masyarakat sudah tinggi.

“Sekarang ini yang ingin mudik sekitar 15%, memang kecil. Ini bagian daripada kesadaran masyarakat kita yang begitu tinggi tentang kesehatan, ini sudah bagus. Diharapkan melakukan physical distancing, aktivitas di rumah. Sekarang ini kan bukan juga aktivitas dilarang, tapi jaga jarak, pakai masker, ini jadi penting untuk kita lakukan,” papar Istiono.

Pelanggar Diminta Putar Balik

Istiono menegaskan pemudik yang tak menerapkan physical distancing dalam kendaraannya akan diminta tidak melanjutkan perjalanan. Mereka akan dialihkan untuk berputar balik.

“Jadi yang melebihi kapasitas, pasti kami putar alihkan, suruh balik kanan, balik ke rumah saja demi keselamatan kita sama-sama. Pemerintah dan masyarakat harus bareng-bareng lawan virus Corona,” ujarnya.

Posko Kesehatan Terkoneksi Rumah Sakit

Selain itu, Korlantas Polri akan menyiapkan posko-posko kesehatan untuk pemudik mulai dari titik pemberangkatan hingga titik tujuan. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, posko kesehatan tahun ini tersambung dengan rumah sakit rujukan pasien COVID-19.

“Mudik nanti pemerintah ini sudah berupaya bekerja keras untuk masyarakat tidak melakukan mudik. Tapi mudik ini akan tetap berlangsung. Skenario yang kami susun nanti antara lain di tempat-tempat pemberangkatan nanti akan kami buatkan posko kesehatan yang connect dengan rumah sakit rujukan COVID-19 yang terdekat, kami siapkan,” jelas Istiono.

Istiono menjelaskan posko kesehatan yang terhubung dengan rumah sakit rujukan tak hanya di titik pemberangkatan. Di titik tengah rute mudik dan di titik tujuan juga akan dibangun posko kesehatan dengan sistem serupa.

“Kemudian pada waktu di perjalanan nanti kami siapkan tempat peristirahatan, juga kami siapkan posko kesehatan yang connect pula dengan rumah sakit rujukan. Bila nanti teridentifikasi, langsung kami antar ke sana, rumah sakit rujukan terdekat. Kemudian sampai tujuan juga begitu,” ujar Istiono.

Aturan itu juga diterapkan bagi pemudik yang menggunakan angkutan umum. “Kami juga siapkan posko kesehatan yang connect dengan rumah sakit rujukan COVID-19,” sambung dia.

Posko kesehatan, tambah dia, akan didirikan baik di jalur mudik arteri maupun tol.

“Kemudian di tol pula, oleh yang bukan melalui jalan arteri, kami siapkan juga nanti di rest area ada posko kesehatan yang connect juga dengan rumah sakit rujukan COVID-19,” ucap dia.

Pemudik Otomatis ODP

Istiono menekankan pemudik yang tiba di kampung halaman secara otomatis berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Dia mengingatkan kembali soal isolasi diri selama 14 hari.

“Kemudian pembatasan ketika mereka mudik, pasti otomatis dia ditetapkan sebagai ODP. Seperti orang yang ingin mudik ke Jateng katakan, Jateng sudah fokus mengatur ketat di sana. Bila sampai langsung dijemput bus dan langsung diisolasi selama 14 hari. Ini sangat bagus dalam rangka mencegah COVID-19,” tutur Istiono. (mb/detik)

Pos terkait