Pemulangan Jenazah WNA yang Meninggal karena Corona Diurus Negara Asal

Metrobatam, Jakarta – Seorang WNA yang dinyatakan positif virus corona meninggal dunia ketika menjalani perawatan di Bali. Kementerian Luar Negeri mengatakan proses pemulangan dilakukan oleh konsulat jenderal negara asal WNA tersebut.

“Iya betul (melalui konsulat jenderal),” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah saat dihubungi, Rabu (11/3/2020) malam.

“Sebagai contoh, kalau ada WNI meninggal di luar negeri, KBRI/konsulat jenderal lazimnya dimintakan bantuan mengeluarkan dokumen untuk pengurusan pemulangan jenazah” lanjutnya.

Teuku mengatakan dirinya pun tidak mengetahui sampai mana proses pemulangan WNA itu saat ini. Menurutnya, Kemenkes lah yang mengetahui bagaimana penanganan pasien WNA yang meninggal.

Bacaan Lainnya

“Sebaiknya dicek dengan Kemenkes karena ada prosedur penanganan secara medis untuk seseorang yang meninggal karena virus,” katanya.

Dihubungi terpisah, Juru Bicara Pemerintah terkait COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan pihaknya tidak mengetahui pasti proses pengurusan WNA tersebut. Menurutnya, proses itu dilakukan oleh Dinas Kesehatan di Bali serta konsulat jenderal negara asal.

“Saya nggak monitor ya, ini kan dikelola oleh Dinas Kesehatan Bali dengan keluarganya dia, saya nggak monitor mengikuti. Kan ada konjennya, ya pasti diurusi sama mereka” ucapnya.

Seperti diketahui, WNA yang meninggal itu merupakan pasien Corona (COVID-19) dengan kasus nomor 25 berusia 53 tahun. Pasien berjenis kelamin perempuan ini dinyatakan positif Corona pada Selasa (10/3) kemarin. Pasien tersebut termasuk dalam imported case atau terinfeksi virus dari luar Indonesia.

“Tadi malam sekitar pukul 02.00 WIB lewat sedikit pasien dengan identitas 25 meninggal dunia,” kata juru bicara pemerintah untuk urusan virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).

Yuri mengatakan pasien tersebut sebelumnya juga mengidap penyakit lainnya. Salah satunya diabetes.

“Pasien ini memang masuk dalam keadaan sakit berat karena memang ada faktor penyakit yang mendahuluinya di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita,” ujarnya. (mb/detik)

Pos terkait