Pelapor Mencabut Aduannya, Youtuber Ferdian Paleka Bebas dari Tahanan

YouTuber Ferdian Paleka memberi sambako sampah kepada waria di Bandung.

Metrobatam.com, Bandung – Polisi menghentikan kasus video prank bantuan sembako terhadap sejumlah transgender dengan tersangka Ferdian Paleka dan dua rekannya, Tubagus Fahddinar dan M. Aidil. Kasus dihentikan setelah korban yang juga pelapor sepakat berdamai dengan tersangka.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Galih Indragiri menyebut pencabutan laporan itu dilakukan pada pekan lalu.

“Ya, tersangka sudah berdamai dan pelapor sudah mencabut pelaporan kasusnya,” kata dia, saat dihubungi, Kamis (4/6/2020). seperti dilansir dari cnnindonesia.

Pencabutan laporan ini, lanjutnya, membuat polisi mengeluarkan para tersangka dari tahanan dan menghentikan perkara tersebut. Sebab, pasal yang dikenakan kepada Ferdian dan dua tersangka lain merupakan delik aduan.

Bacaan Lainnya

“Pencabutan itu menjadi dasar kami mengeluarkan para tahanan. Karena kasus ini seperti yang kita ketahui bersama menerapkan UU ITE Pasal 45 ayat 3. Di sini yang kita sangkakan adalah masuk ke dalam delik aduan, jadi itu menjadi dasar kita,” ujar Galih.

“Jadi dengan dicabutnya itu pasti kita hentikan kasusnya,” imbuh dia.

Sementara itu, kuasa hukum Ferdian dkk., Rohman Hidayat, membenarkan bahwa kliennya itu dibebaskan dari tahanan, pada Kamis (4/6) siang, di Mapolrestabes Bandung.

“Kasusnya sudah selesai karena perdamaian pelapor dan dengan tersangka sudah berdamai. Jadi proses hukumnya sudah berhenti, tersangka sudah bebas,” kata Rohman.

Seperti diketahui, Ferdian Paleka dan kawan-kawan dijerat ancaman hukuman karena video jahil atau prank membagikan bantuan sosial isi sampah ke sejumlah transpuan di Bandung. Sejumlah transpuan tak terima dan melaporkan Ferdian cs ke polisi.

Ketiganya dijerat Pasal 45 Ayat 3 UU ITE tentang penghinaan atau pencemaran nama baik melalui informasi elektronik. Selain itu polisi juga menerapkan dua pasal tambahan, yakni Pasal 36 dan Pasal 51 Ayat 2 UU ITE  dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara dan denda maksimal Rp12 miliar.

(cnnindonesia)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *